Indahnya Pink Beach
Adakah pantai yang pasirnya halus berwarna merah muda, airnya jernih
berwarna biru tua dan muda, dengan ombak tipis dan karang yang memikat,
selain di Bahama? Pantai itu bernama Pink Beach. Saya berkesempatan
seharian menikmati pantai dengan segala keindahan dan keunikannya ini.
Dalam literatur wisata bahari, ada tujuh pantai berpasir warna pink di
dunia, salah satunya di Pulau Komodo. Taman Nasional Komodo (TNK),
Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Para wisatawan lokal menyebutnya
dengan Pantai Merah. Turis manca negara menyebutnya Pink Beach.
Pantai ini memang indah dan unik. Hamparan pantai dengan latar belakang
air laut bergradasi biru, perbukitan hijau, langit biru cerah, awan
putih bergumpal- gumpal, matahari yang cerah, dan hamparan pasir
berwarna pink. Itulah keistimewaan yang dimiliki pantai ini.
Daya tarik berikutnya adalah, di Pink Beach tidak ada bangunan apa-apa
dan tidak dihuni satu penduduk pun. Pantainya kosong. Sebuah pantai tak
bertuan.Yang ada hutan hijau, tebing, bukit dan hempas halus ombak
pantai dengan panorama pink yang menawan.
“Wow. It was incredible. The beach is so natural and unique. You thank
your country has a wealth of unique natural and exotic, “(Wow. Ini
sungguh luar biasa. Patai yang begitu alami dan unik. Anda bersyukur
negara anda memiliki kekayaan alam yang khas dan eksotis ini) ujar Helen
JR Marvis, seorang wisatawan asal Kanada pada saya awal Juni lalu,
ketika bertemu di Pink Beach.
Helen adalah salah seorang dari rombongan wisatawan asal Kanada yang
sudah lama mendengar kabar tentang Pink Beach. Nama Pink Beach cukup
tersohor di kalangan wisatawan manca negara, khususnya Kanada, yang
senang berwisata bahari. Pasalnya pantainya berpasir halus dan berwarna
merah muda.
Hari itu, saya tak hanya bertemu Helen dan rombongannya.Ada beberapa
turis dari Jepang dan Australia. Beberapa turis lokal, menikmati
keindahan dan uniknya Pink Beach.
Dari beberapa obrolan dengan para turis itu, ada hal yang istimewa di
Pinck Beach di bandingkan pantai Bahama. Karangnya masih perawan,
hutannya alami, ombaknya tipis, pasir pinknya begitu banyak, tak ada
penduduk dan tidak komersial.
“In the Bahamas it’s all commercial and full of patches. Here it is not. It’s exciting, ”
(Di Bahama semuanya sudah komersil dan penuh tempelan. Di sini tidak.
Sungguh menggairahkan) papar Helen membandingkan. Helen mengaku, dia
sudah sering ke Bahama, dan menjejakkan kaki di Pink Beac baru kali
pertama.
Warna
Bagi para turis seperti Helen, ada semacam keyakinan bahwa terjadinya warna pink pada pasir itu berasal dari pipe corral atau terumbu karang berbentuk pipa yang mati secara alami kemudian hancur menjadi butiran halus pasir berwarna merah muda. Proses itu diperkirkan terjadi ratusan tahun lalu. Bahkan ada yang memperkirakan ribuan tahun lalu.
Bagi para turis seperti Helen, ada semacam keyakinan bahwa terjadinya warna pink pada pasir itu berasal dari pipe corral atau terumbu karang berbentuk pipa yang mati secara alami kemudian hancur menjadi butiran halus pasir berwarna merah muda. Proses itu diperkirkan terjadi ratusan tahun lalu. Bahkan ada yang memperkirakan ribuan tahun lalu.
Tapi ada juga pendapat warna merah pada pasir di Pink Beach dikarenakan
perubahan warna pada pasir, karena hewan mikroskopik semacam amuba,
bernama Foraminifera yang memproduksi warna merah atau pink terang pada
karang. Warna pada karang ninilah akhirnya ikut memberi warna pada pasir
yang kemudian tersapu ombak hingga ke pantai.
Sejauh ini memang masih perlu penelitian dan kajian. Karena tak jauh
dari area Pink Beach, pantainya tidaklah berarna pink, bahkan teramat
sulit mencari sebutir pasir berwarna pink. Pantainya berpasir putih
biasa. Mengapa pipe coral tak mencapai pantai di sekitarnya? Mengapa
hewan mikroskopik yang memproduksi warna pink dan merah sampai ke pantai
sebelahnya?
Pantai yang nyaman dan terasa hening itu memang memiliki pasir yang
unik. Ada pasir berwarna merah di antara pasir putih. Bila datang ombak
menyapu pasir dan menariknya, maka warna pasir tersebut berubah menjadi
pink tua. Butiran pasirnya halus dan empuk.Bila bertelanjang kaki di
atasnya sungguh nikmat. Kadang kita merasa berjalan di atas tumpukan
sekam untuk pencuci piring. Kadang bagai merasa di atas tumpukan tepung.
Di bentangan pasir Pink Beach inilah, Helen dan teman-temannya berjemur
sepuasnya. Mereka menikmati sengatan matahari dan hamparan warna merah
muda yang menggoda. You do not come bask with us? ( Kau tak ikut
berjemur dengan kami? “) tanya Sandra Wiliam, teman Helen ketika mereka
berbaring seenaknya di pantai itu.Sementara para turis lokal, asyik
berendam di pantai.
“Di sini, di pantai ini suasana eksotis sekali karena kaya dengan warna.
Tak hanya merah muda. Ada putih, biru tua, biru muda. Seakan bermandi
dengan warna,” sambung Sandra setelah beberapa jam lalu ia menemani saya
bersnorkeling.
Bersnorkeling
Para turis lokal juga mengaku, disamping pantainya yang indah dan unik, Pink Beac juga merupakan salah satu tempat wisata bersnorkeling. Hamparan lautnya yang tenang, air lautnya yang jernih, dengan aneka terumbu karang di bawahnya menjadi sorga para pesnorkeling dan pediving.
Para turis lokal juga mengaku, disamping pantainya yang indah dan unik, Pink Beac juga merupakan salah satu tempat wisata bersnorkeling. Hamparan lautnya yang tenang, air lautnya yang jernih, dengan aneka terumbu karang di bawahnya menjadi sorga para pesnorkeling dan pediving.
Aneka ikan hias yang berenang di terumbu penuh warna sungguh menggoda
siapapun untuk berenang,bersnorkeling dan diving. Panoramanya pun indah.
Pantai ini berlatar belakang perbukitan yang memang tak sulit didaki.
Bentuk bukitnya ada yang menyerupai stupa.
“Ini salah satu tempat untuk bersnorkeling,” papar Ferdy Setiawan
seorang wisatawan asal Jakarta. Ferdy yang mengantongi sertifikat diving
nasional ini mengaku bahwa ia sudah dua kali ke Pink Beac. Banyak
tempat bersnorkeling di wilayah timur Indonisa salah satu yang “wajib”
dikunjungi tentu saja Pink Beach, tambahnya.
Di pantai ini selain asyik berfoto, berjemur, berenang, atau sekadar
rehat-rehat juga cocok untuk dijadikan tempat menenangkan hati.Susana
pantai yang alami dan terjaga. Tidak ramai dan komersil, bisa melupakan
kepenatan dan kemusut pikiran selama kita seharian bekerja, lanjut
Ferdy.
“Di sinilah surganya bersenorkeling dan diving. Banyak hard corals dan
soft corals yang berwarna-warni dan masih sehat. Ditambah lagi banyaknya
ikan-ikan hias, seperti clown fish (disebut Nemo) butterfly fish, dan
bat fish,” terangnya lagi.
Tujuan Wisatawan
Pantai yang unik dan alami ini memang menyedot banyak perhatian. Wisatawan manca negara dan lokal memang sudah mulai ramai berkunjung ke sini. Sebagaian besar untuk menikmati ke unikan pantai dan suasana sepi, alami dan tidak komersial itu. Yang utama tentu saja untuk bersnorkeling dan diving.
Pantai yang unik dan alami ini memang menyedot banyak perhatian. Wisatawan manca negara dan lokal memang sudah mulai ramai berkunjung ke sini. Sebagaian besar untuk menikmati ke unikan pantai dan suasana sepi, alami dan tidak komersial itu. Yang utama tentu saja untuk bersnorkeling dan diving.
Jangan lupa, Pink Beach memang sudah menjadi ” buruan” perusahaan besar
untuk dijadikan objek atau latar/ilustrasi iklan produk mereka. Di pihak
lain, Pink Beach dijadikan tujuan utama bagi para rumah wisata bahari
dalam dan luar negeri sebagai tempat untuk senorkeling dan diving.
Makna “ramai” tentulah bukan setiap hari puluhan pengunjung ada di Pink
Beach. ” Dalam se wisatasan lokal bisa mencapai 50 orang. Manca negara
bisa mencapai dua kali lipatnya,” ujar Reberto, salah seorang pemandu
wisata di sana.
” Wisatawan biasanya berkunjung di bulan Juni dan Juli. Karena bulan
itu, saatnya liburan panjang dan musim panas. Tidak akan ada curah
hujan. Jadi tidak mengganggu perjalanan. Atau kegiatan menyelam dan
berenang,” tambahnya.
Namun sebagai lokasi tujuan para wisatawan, Pink Beach memang terkendala
infrastruktur yang belum memadai. Roberto melihat, bukan saja
permasalahan speed boat atau kapal nelayan yang harus disewa dengan
mahal bila ingin ke Pink Beac, tapi transportasi darat dari Bandara
Komodo ke Labuan Bajo terganggu dengan kondisi jalan yang banyak
berlubang. Kualitas aspal yang buruk membuat jalan darat sulit dilalui
kenderaan roda empat dengan lancar dan nyaman.
Roberto menilai, pemerintah daerah maupun pusat tak memiliki keseriusan
untuk membangun sarana wisata di Pink BeacH. “Selayaknya sudah dibangun
penginapan atau pondok wisata di tempat ini,” paparnya. Karena selama
ini, kunjungan wisata yang lumayan ramai itu, hanya dinikmati segelintir
orang di NTT. “Yang menikmati uang-uang para turis itu hanya pemilik
speed boat, kapal pesiar, rakyat jelata tak mendapatkan rezeki apa-apa,”
keluhnya. Bila saja sarana penginapan, pondok seni tempat penduduk
lokal menjual kerajinan khas NTT disiapkan, diyakini wisatawan pasti
bisa menginap berhari-hari untuk menikmati Pink Beach. ” Dampaknya tentu
saja akan sedikit mensejahterkan penduduk lokal,” tandas Roberto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar