- Adolf Hitler, Jerman. Membentuk NAZI
- Tenno Meiji, Jepang. Fasis Militer.
*Jalannya perang:
- 1937, Italia menduduki Abessynia dan Jerman menyerang Polandia, 1 Sept 1939.
- Desember 1941, Jepang membom Pearl Harbour.
- Prc, UK membantu Polandia menghadapi Jerman.
- AS terlibat menghadapi aliansi Jerman, Italia, Jepang, setelah Pearl Harbour di bom
*Akhir Perang:
- Sekutu mendaratkan pasukan di PAntai Normandia, 6 Juni 1944
- Jerman menyerah pada Sekutu, Mei 1955
- Tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh AS.
- 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu
*Tanggal 17 Juli-2 Agustus 1945-->Konfrensi Postdam, utk mengakhiri perang:
Isi: 1. Jerman dibagi jadi Jerman Barat dan Jerman Timur
2. Jerman harus membayar pampasan perang
3. Angkatan perang Jerman dikurangi
4. Partai NAZI dihapus
5. Penjahat perang akan dihukum
* 8 September 1951-->Perjanjian San Francisco
Isi: 1. Jepang diperintah oleh tentara pendudukan AS
2. Jepang membayar pampasan perang
3. Daerah yang dikuasai Jepang dikembalikan ke pemiliknya
4. Penjahat perang akan dihukum
Latar belakang
Dibandingkan
dengan medan perang lainnya dalam Perang Dunia II, Front Timur jauh
lebih besar dan berdarah serta mengakibatkan 25 juta-30 juta orang
tewas. Di Front Timur terjadi lebih banyak pertempuran darat daripada
semua front pada Perang Dunia II. Karena premis ideologi dalam perang,
pertempuran di Front Timur mengakibatkan kehancuran besar. Bagi anggota
Nazi garis keras di Berlin, perang melawan Uni Soviet merupakan
perjuangan melawan komunisme dan ras Arya melawan ras Slavia yang lebih
rendah. Dari awal konflik, Hitler menganggapnya sebagai "perang
pembinasaan". Di samping konflik ideologi, pola pikir Hitler dan Stalin
mengakibatkan peningkatan teror dan pembunuhan. Hitler bertujuan
memperbudak ras Slavia dan membinasakan populasi Yahudi di Eropa Timur.
Stalin pun setali tiga uang dengan Hitler dalam hal memandang rendah
nyawa manusia untuk meraih kemenangan. Ini termasuk meneror rakyat
mereka sendiri dan juga deportasi massal seluruh penduduk. Faktor-faktor
ini mengakibatkan kebrutalan kepada tentara dan rakyat sipil, yang
tidak dapat disamakan dengan Front Barat.
Perang
ini mengakibatkan kerugian besar dan penderitaan di antara warga sipil
dari negara-negara yang terlibat. Di belakang garis depan, kekejaman
terhadap warga sipil di wilayah-wilayah yang diduduki Jerman sudah biasa
terjadi, termasuk Holocaust orang-orang Yahudi. Dua puluh juta warga
sipil terbunuh atau meninggal karena penyakit, kelaparan dan siksaan.
Setelah perang, penduduk Jerman di Prusia Timur dan Silesia dipindahkan
ke sebelah barat dari Garis Oder-Neisse.
Latar belakang
Pakta
Molotov-Ribbentrop pada Agustus 1939 membentuk perjanjian non-agresi
antara Jerman Nazi dan Uni Soviet, dan sebuah protokol rahasia
menggambarkan bagaimana Finlandia, Estonia, Latvia, Lithuania, Polandia
dan Rumania akan dibagi-bagi di antara mereka. Dalam Perang September di
Polandia pada 1939 kedua negara itu menyerang dan membagi Polandia, dan
pada Juni 1940 Uni Soviet, yang mengancam untuk menggunakan kekerasan
apabila tuntutan-tuntutannya tidak dipenuhi, memenangkan perang
diplomatik melawan Rumania dan tiga negara Baltik yang de jure
mengizinkannya untuk secara damai menduduki Estonia, Latvia dan
Lithuania de facto, dan mengembalikan wilayah-wilayah Ukraina,
Belorusia, dan Moldovia di wilayah Utara dan Timur Laut dari Rumania (
Bucovina Utara dan Basarabia).
Pembagian
Polandia untuk pertama kalinya memberikan Jerman dan Uni Soviet sebuah
perbatasan bersama. Selama hampir dua tahun perbatasan ini tenang
sementara Jerman menaklukkan Denmark, Norwegia, Prancis, dan
daerah-daerah Balkan.
Adolf
Hitler telah lama ingin melanggar pakta dengan Uni Soviet itu dan
melakukan invasi. Dalam Mein Kampf ia mengajukan argumennya tentang
perlunya mendapatkan wilayah baru untuk pemukiman Jerman di Eropa Timur.
Ia membayangkan penempatan orang-orang Jerman sebagai ras yang unggul
di Rusia barat, sementara mengusir sebagian besar orang Rusia ke Siberia
dan menggunakan sisanya sebagai tenaga budak. Setelah pembersihan pada
tahun 1930-an ia melihat Uni Soviet lemah secara militer dan sudah
matang untuk diserang: "Kita hanya perlu menendang pintu dan seluruh
struktur yang busuk itu akan runtuh.”
Joseph
Stalin kuatir akan perang dengan Jerman, dan karenanya enggan melakukan
apapun yang dapat memprovokasi Hitler. Meskipun Jerman telah
mengerahkan sejumlah besar pasukan di Polandia timur dan membuat
penerbangan-penerbangan pengintai gelap di perbatasan, Stalin
mengabaikan peringatan-peringatan dari intelijennya sendiri maupun dari
pihak asing. Selain itu, pada malam penyerbuan itu sendiri,
pasukan-pasukan Soviet mendapatkan pengarahan yang ditandatangani oleh
Marsekal Semyon Timoshenko dan Jenderal Georgy Zhukov yang memerintahkan
(sesuai dengan perintah Stalin): "jangan membalas provokasi apapun" dan
"jangan mengambil tindakan apapun tanpa perintah yang spesifik ".
Karena itu, invasi Jerman pada umumnya mengejutkan militer dan pimpinan
Soviet.
Ideologi
Hitler
dalam bukunya, "Mein Kampf" (Perjuanganku), menekankan pentingnya
lebensraum, yakni mendapatkan wilayah baru untuk rakyat Jerman di Eropa
Timur. Dia membayangkan menempatkan rakyat Jerman sebagai ras utama di
Rusia barat. Sebaliknya, sebagian besar rakyat Rusia dipindahkan ke
Siberia dan sisanya dijadikan budak. Setelah pembersihan (purge?)
besar-besaran pada tahun 1930-an, Hitler menganggap Soviet secara
militer lemah dan mudah diduduki. Ia menyatakan, "Kami hanya harus
menendang pintu dan seluruh struktur yang rapuh akan runtuh." Akibat
Pertempuran Kursk dan kondisi militer Jerman yang melemah, Hitler dan
propaganda Nazi menyatakan perang tersebut sebagai pertahanan peradaban
oleh Jerman dari penghancuran oleh "gerombolan kaum Bolshevik" yang
menyebar ke Eropa.
Kebijakan-kebijakan
dan sikap ideologi Stalin pun sama agresifnya. Saat perhatian dunia
teralih ke Front Barat, ia menduduki tiga negara Baltik pada tahun 1940.
Partisipasi aktif Stalin dalam pembagian Polandia pada tahun 1939 pun
tidak dapat diremehkan.
Perang
Dunia II, secara resmi mulai berkecamuk pada tanggal 1 September 1939
sampai tanggal 14 Agustus 1945. Meskipun demikian ada yang berpendapat
bahwa perang sebenarnya sudah dimulai lebih awal, yaitu pada tanggal 1
Maret 1937 ketika Jepang menduduki Manchuria. Sampai saat ini, perang
ini adalah perang yang paling dahsyat pernah terjadi di muka bumi.
Kurang lebih 50.000.000 (lima puluh juta) orang tewas dalam konflik ini.
Umumnya
dapat dikatakan bahwa peperangan dimulai pada saat pendudukan Jerman di
Polandia pada tanggal 1 September 1939, dan berakhir pada tanggal 14
atau 15 Agustus 1945 pada saat Jepang menyerah kepada tentara Amerika
Serikat.
Perang Dunia II
berkecamuk di tiga benua tua; yaitu Afrika, Asia dan Eropa. Berikut
ialah data pertempuran-pertempuran dan peristiwa penting di setiap
benua.
1937: Perang Sino-Jepang
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perang Sino-Jepang (1937-1945)
Konflik
perang mulai di Asia beberapa tahun sebelum pertikaian di Eropa. Jepang
telah menginvasi China pada tahun 1931, jauh sebelum Perang Dunia II
dimulai di Eropa. Pada 1 Maret, Jepang menunjuk Henry Pu Yi menjadi
kaisar di Manchukuo, negara boneka bentukan Jepang di Manchuria. Pada
1937, perang telah dimulai ketika Jepang mengambil alih Manchuria.
Roosevelt
menandatangani sebuah perintah eksekutif yang tidak diterbitkan
(rahasia) pada Mei 1940 mengijinkan personel militer AS untuk mundur
dari tugas, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam operasi
terselubung di China sebagai "American Volunteer Group" (AVG), juga
dikenal sebagai Harimau Terbang Chennault. Selama periode tujuh bulan,
kelompok Harimau Terbang berhasil menghancurkan sekitar 600 pesawat
Jepang, menenggelamkan sejumlah kapal Jepang, dan menghentikan invasi
Jepang terhadap Burma. Dengan adanya tindakan Amerika Serikat dan negara
lainnya yang memotong ekspor ke Jepang, maka Jepang merencanakan
serangan terhadap Pearl Harbor pada 7 Desember 1941 tanpa peringatan
deklarasi perang; sehingga mengakibatkan kerusakan parah pada Armada
Pasifik Amerika. Hari berikutnya, pasukan Jepang tiba di Hong Kong, yang
kemudian menyebabkan menyerahnya pasukan Inggris pada Hari Natal di
bulan itu.
1940: Jajahan Perancis Vichy
Pada
1940, Jepang menduduki Indochina Perancis (kini Vietnam) sesuai
persetujuan dengan Pemerintahan Vichy meskipun secara lokal terdapat
kekuatan Perancis Bebas (Free French), dan bergabung dengan kekuatan
Poros Jerman dan Italia. Aksi ini menguatkan konflik Jepang dengan
Amerika Serikat dan Britania Raya yang bereaksi dengan boikot minyak.
1941: Pearl Harbor, A.S. turut serta dalam perang, invasi Jepang di Asia Tenggara
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pemboman Pearl Harbor
Serangan udara terhadap USS West Virginia dan USS Tennessee di Pearl Harbor.
Pada
7 Desember 1941, pesawat Jepang dikomandoi oleh Laksamana Madya Chuichi
Nagumo melaksanakan serangan udara kejutan terhadap Pearl Harbor,
pangkalan angkatan laut AS terbesar di Pasifik. Pasukan Jepang
menghadapi perlawanan kecil dan menghancurkan pelabuhan tersebut. AS
dengan segera mengumumkan perang terhadap Jepang.
Bersamaan
dengan serangan terhadap Pearl Harbor, Jepang juga menyerang pangkalan
udara AS di Filipina. Setelah serangan ini, Jepang menginvasi Filipina,
dan juga koloni-koloni Inggris di Hong Kong, Malaya, Borneo dan Birma,
dengan maksud selanjutnya menguasai ladang minyak Hindia Belanda.
Seluruh wilayah ini dan daerah yang lebih luas lagi, jatuh ke tangan
Jepang dalam waktu beberapa bulan saja. Markas Britania Raya di
Singapura juga dikuasai, yang dianggap oleh Churchill sebagai salah satu
kekalahan dalam sejarah yang paling memalukan bagi Britania.
1942: Invasi Hindia-Belanda
Penyerbuan
ke Hindia Belanda diawali dengan serangan Jepang ke Labuan, Brunei,
Singapura, Semenanjung Malaya, Palembang, Tarakan dan Balikpapan yang
merupakan daerah-daerah sumber minyak. Jepang sengaja mengambil taktik
tersebut sebagai taktik gurita yang bertujuan mengisolasi kekuatan
Hindia Belanda dan Sekutunya yang tergabung dalam front ABDA (America
(Amerika Serikat), British (Inggris), Dutch (Belanda), Australia) yang
berkedudukan di Bandung. Serangan-serangan itu mengakibatkan kehancuran
pada armada laut ABDA khususnya Australia dan Belanda.
Sejak
peristiwa ini, Sekutu akhirnya memindahkan basis pertahanannya ke
Australia meskipun demikian Sekutu masih mempertahankan beberapa
kekuatannya di Hindia Belanda agar tidak membuat Hindia Belanda merasa
ditinggalkan dalam pertempuran ini.
Jepang
mengadakan serangan laut besar-besaran ke Pulau Jawa pada bulan
Februari-Maret 1942 dimana terjadi Pertempuran Laut Jawa antara armada
laut Jepang melawan armada gabungan yang dipimpin oleh Laksamana Karel
Doorman. Armada Gabungan sekutu kalah dan Karel Doorman gugur.
Jepang
menyerbu Batavia (Jakarta) yang akhirnya dinyatakan sebagai kota
terbuka, kemudian terus menembus Subang dan berhasil menembus garis
pertahanan Lembang-Ciater, kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan
Sekutu-Hindia Belanda terancam. Sementara di front Jawa Timur, tentara
Jepang berhasil menyerang Surabaya sehingga kekuatan Belanda ditarik
sampai garis pertahanan Porong.
Terancamnya
kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan dan pengungsian membuat
panglima Hindia Belanda Letnan Jendral Ter Poorten mengambil inisiatif
mengadakan perdamaian. Kemudian diadakannya perundingan antara Tentara
Jepang yang dipimpin oleh Jendral Hitoshi Imamura dengan pihak Belanda
yang diwakili Letnan Jendral Ter Poorten dan Gubernur Jendral jhr A.W.L.
Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Pada Awalnya Belanda bermaksud
menyerahkan kota Bandung namun tidak mengadakan kapitulasi atau
penyerahan kekuasaan Hindia Belanda kepada Pihak Jepang. Pada saat itu
posisi Panglima tertinggi angkatan perang Hindia Belanda tidak lagi
berada pada Gubernur Jendral namun diserahkan kepada Ter Poorten
sehingga dilain waktu Belanda menganggap bahwa kedudukan di Hindia
Belanda masih tetap sah dilanjutkan. Namun setelah Jepang mengancam akan
mengebom kota Bandung akhirnya Jendral Ter Poorten setuju untuk
menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
1942: Laut Coral, Port Moresby, Midway, Guadalcanal
Pada
Mei 1942, serangan laut terhadap Port Moresby, Papua Nugini digagalkan
oleh pasukan Sekutu dalam Perang Laut Coral. Kalau saja penguasaan Port
Moresby berhasil, Angkatan Laut Jepang dapat juga menyerang Australia.
Ini merupakan perlawanan pertama yang berhasil terhadap rencana Jepang
dan pertarungan laut pertama yang hanya menggunakan kapal induk. Sebulan
kemudian invasi Atol Midway dapat dicegah dengan terpecahnya pesan
rahasia Jepang, menyebabkan pemimpin Angkatan Laut AS mengetahui target
berikut Jepang yaitu Atol Midway. Pertempuran ini menyebabkan Jepang
kehilangan empat kapal induk yang industri Jepang tidak dapat
menggantikannya, sementara Angkatan Laut AS kehilangan satu kapal induk.
Kemenangan besar buat AS ini menyebabkan Angkatan Laut Jepang kini
dalam posisi bertahan.
Pendaratan AS di Pasifik, Agustus 1942-Agustus 1945
Namun,
dalam bulan Juli penyerangan darat terhadap Port Moresby dijalankan
melalui Track Kokoda yang kasar. Di sini pasukan Jepang bertemu dengan
pasukan cadangan Australia, banyak dari mereka masih muda dan tak
terlatih, menjalankan aksi perang dengan keras kepala menjaga garis
belakang sampai tibanya pasukan reguler Australia dari aksi di Afrika
Utara, Yunani dan Timur Tengah.
Para
pemimpin Sekutu telah setuju mengalahkan Nazi Jerman adalah prioritas
utama masuknya Amerika ke dalam perang. Namun pasukan AS dan Australia
mulai menyerang wilayah yang telah jatuh, mulai dari Pulau Guadalcanal,
melawan tentara Jepang yang getir dan bertahan kukuh. Pada 7 Agustus
1942 pulau tersebut diserang oleh Amerika Serikat. Pada akhir Agustus
dan awal September, selagi perang berkecamuk di Guadalcanal, sebuah
serangan amfibi Jepang di timur New Guinea dihadapi oleh pasukan
Australia dalam Teluk Milne, dan pasukan darat Jepang menderita
kekalahan meyakinkan yang pertama. Di Guadalcanal, pertahanan Jepang
runtuh pada Februari 1943.
1943–45: Serangan Sekutu di Asia dan Pasifik
Pasukan
Australia and AS melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut
kembali bagian yang diduduki oleh Pasukan Jepang di Kepulauan Solomon,
New Guinea dan Hindia Belanda, dan mengalami beberapa perlawanan paling
sengit selama perang. Seluruh Kepulauan Solomon direbut kembali pada
tahun 1943, New Britain dan New Ireland pada tahun 1944. Pada saat
Filipina sedang direbut kembali pada akhir tahun 1944, Pertempuran Teluk
Leyte berkecamuk, yang disebut sebagai perang laut terbesar sepanjang
sejarah. Serangan besar terakhir di area Pasifik barat daya adalah
kampanye Borneo pertengahan tahun 1945, yang ditujukan untuk mengucilkan
sisa-sisa pasukan Jepang di Asia Tenggara, dan menyelamatkan tawanan
perang Sekutu.
Kapal selam
dan pesawat-pesawat Sekutu juga menyerang kapal dagang Jepang, yang
menyebabkan industri di Jepang kekurangan bahan baku. Bahan baku
industri sendiri merupakan salah satu alasan Jepang memulai perang di
Asia. Keadaan ini semakin efektif setelah Marinir AS merebut pulau-pulau
yang lebih dekat ke kepulauan Jepang.
Tentara
Nasionalis China (Kuomintang) dibawah pimpinan Chiang Kai-shek dan
Tentara Komunis China dibawah Mao Zedong, keduanya sama-sama menentang
pendudukan Jepang terhadap China, tetapi tidak pernah benar-benar
bersekutu untuk melawan Jepang. Konflik kedua kekuatan ini telah lama
terjadi jauh sebelum Perang Dunia II dimulai, yang terus berlanjut,
sampai batasan tertentu selama perang, walaupun lebih tidak kelihatan.
Pasukan
Jepang telah merebut sebagian dari Burma, memutuskan Jalan Burma yang
digunakan oleh Sekutu untuk memasok Tentara Nasionalis China. Hal ini
menyebabkan Sekutu harus menyusun suatu logistik udara berkelanjutan
yang besar, yang lebih dikenal sebagai "flying the Hump". Divisi-divisi
China yang dipimpin dan dilatih oleh AS, satu divisi Inggris, dan
beberapa ribu tentara AS, membersihkan Burma utara dari pasukan Jepang
sehingga Jalan Ledo dapat dibangun untuk menggantikan Jalan Burma. Lebih
ke selatan, induk dari tentara Jepang di kawasan perang ini berperang
sampai terhenti di perbatasan Burma-India oleh Tentara ke-14 Inggris
yang dikenal sebagai "Forgotten Army", yang dipimpin oleh Mayor Jendral
Wingate yang kemudian melancarkan serangan balik dan berhasil dengan
taktik gerilyanya yang terkenal dan bahkan dijadikan acuan bagi Tentara
dan Pejuang Indonesia pada tahun 1945-1949. Setelah merebut kembali
seluruh Burma, serangan direncanakan ke semenanjung Malaya ketika perang
berakhir.
1945: Iwo Jima, Okinawa, bom atom, penyerahan Jepang
Bom atom berjulukan Fat Man, menimbulkan cendawan asap di atas kota Nagasaki, Jepang.
Perebutan
pulau-pulau seperti Iwo Jima dan Okinawa oleh pasukan AS menyebabkan
Kepulauan Jepang berada dalam jangkauan serangan laut dan udara Sekutu.
Diantara kota-kota lain, Tokyo dibom bakar oleh Sekutu, dimana dalam
penyerangan awal sendiri ada 90.000 orang tewas akibat kebakaran hebat
di seluruh kota. Jumlah korban yang tinggi ini disebabkan oleh kondisi
penduduk yang padat di sekitar sentra produksi dan konstruksi kayu serta
kertas pada rumah penduduk yang banyak terdapat di masa itu. Tanggal 6
Agustus 1945, bomber B-29 "Enola Gay" yang dipiloti oleh Kolonel Paul
Tibbets, Jr. melepaskan satu bom atom Little Boy di Hiroshima, yang
secara efektif menghancurkan kota tersebut.
Pada
tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet mendeklarasikan perang terhadap
Jepang, seperti yang telah disetujui pada Konferensi Yalta, dan
melancarkan serangan besar terhadap Manchuria yang diduduki Jepang
(Operasi Badai Agustus). Tanggal 9 Agustus 1945, bomber B-29 "Bock's
Car" yang dipiloti oleh Mayor Charles Sweeney melepaskan satu bom atom
Fat Man di Nagasaki.
Kombinasi
antara penggunaan bom atom dan keterlibatan baru Uni Soviet dalam
perang merupakan faktor besar penyebab menyerahnya Jepang, walaupun
sebenarnya Uni Soviet belum mengeluarkan deklarasi perang sampai tanggal
8 Agustus 1945, setelah bom atom pertama dilepaskan. Jepang menyerah
tanpa syarat pada tanggal 14 Agustus 1945, menanda tangani surat
penyerahan pada tanggal 2 September 1945 diatas kapal USS Missouri di
teluk Tokyo.
Afrika dan Timur Tengah
1940: Mesir dan Somaliland
Pertempuran
di Afrika Utara bermula pada 1940, ketika sejumlah kecil pasukan
Inggris di Mesir memukul balik serangan pasukan Italia dari Libya yang
bertujuan untuk merebut Mesir terutama Terusan Suez yang vital. Tentara
Inggris, India, dan Australia melancarkan serangan balik dengan sandi
Operasi Kompas (Operation Compass), yang terhenti pada 1941 ketika
sebagian besar pasukan Persemakmuran (Commonwealth) dipindahkan ke
Yunani untuk mempertahankannya dari serangan Jerman. Tetapi pasukan
Jerman yang belakangan dikenal sebagai Korps Afrika di bawah pimpinan
Erwin Rommel mendarat di Libya, melanjutkan serangan terhadap Mesir.
1941: Suriah, Lebanon, Korps Afrika merebut Tobruk
Pada
Juni 1941 Angkatan Darat Australia dan pasukan Sekutu menginvasi Suriah
dan Lebanon, merebut Damaskus pada 17 Juni. Di Irak, terjadi
penggulingan kekuasaan atas pemerintah yang pro-Inggris oleh kelompok
Rashid Ali yang pro-Nazi. Pemberontakan didukung oleh Mufti Besar
Yerusalem, Haji Amin al-Husseini. Oleh karena merasa garis belakangnya
terancam, Inggris mendatangkan bala bantuan dari India dan menduduki
Irak. Pemerintahan pro-Inggris kembali berkuasa, sementara Rashid Ali
dan Mufti Besar Yerusalem melarikan diri ke Iran. Namun kemudian Inggris
dan Uni Soviet menduduki Iran serta menggulingkan shah Iran yang
pro-Jerman. Kedua tokoh Arab yang pro-Nazi di atas kemudian melarikan
diri ke Eropa melalui Turki, di mana mereka kemudian bekerja sama dengan
Hitler untuk menyingkirkan orang Inggris dan orang Yahudi. Korps Afrika
dibawah Rommel melangkah maju dengan cepat ke arah timur, merebut kota
pelabuhan Tobruk. Pasukan Australia dan Inggris di kota tersebut
berhasil bertahan hingga serangan Axis berhasil merebut kota tersebut
dan memaksa Divisi Ke-8 (Eighth Army) mundur ke garis di El Alamein.
1942: Pertempuran El Alamein Pertama dan Kedua
Crusader tank Britania melewati Panzer IV Jerman yang terbakar di tengah gurun
Pertempuran
El Alamein Pertama terjadi di antara 1 Juli dan 27 Juli 1942. Pasukan
Jerman sudah maju ke yang titik pertahanan terakhir sebelum Alexandria
dan Terusan Suez. Namun mereka telah kehabisan suplai, dan pertahanan
Inggris dan Persemakmuran menghentikan arah mereka.
Pertempuran
El Alamein Kedua terjadi di antara 23 Oktober dan 3 November 1942
sesudah Bernard Montgomery menggantikan Claude Auchinleck sebagai
komandan Eighth Army. Rommel, panglima cemerlang Korps Afrika Tentara
Jerman, yang dikenal sebagai "Rubah Gurun", absen pada pertempuran luar
biasa ini, karena sedang berada dalam tahap penyembuhan dari sakit
kuning di Eropa. Montgomery tahu Rommel absen. Pasukan Persemakmuran
melancarkan serangan, dan meskipun mereka kehilangan lebih banyak tank
daripada Jerman ketika memulai pertempuran, Montgomery memenangkan
pertempuran ini.
Sekutu
mempunyai keuntungan dengan dekatnya mereka ke suplai mereka selama
pertempuran. Lagipula, Rommel hanya mendapat sedikit atau bahkan tak ada
pertolongan kali ini dari Luftwaffe, yang sekarang lebih ditugaskan
dengan membela angkasa udara Eropa Barat dan melawan Uni Soviet daripada
menyediakan bantuan di Afrika Utara untuk Rommel. Setelah kekalahan
Jerman di El Alamein, Rommel membuat penarikan strategis yang cemerlang
ke Tunisia. Banyak sejarawan berpendapat bahwa berhasilnya Rommel pada
penarikan strategis Korps Afrika dari Mesir lebih mengesankan daripada
kemenangannya yang lebih awal, termasuk Tobruk, karena dia berhasil
membuat seluruh pasukannya kembali utuh, melawan keunggulan udara Sekutu
dan pasukan Persemakmuran yang sekarang diperkuat oleh pasukan AS.
Pasukan Sekutu mendarat, dalam serangan bernama sandi Operasi Obor.
1942: Operasi Obor (Operation Torch), Afrika Utara Perancis
Untuk
melengkapi kemenangan ini, pada 8 November 1942 dilancarkanlah Operasi
Obor (Operation Torch) dibawah pimpinan Jendral Dwight Eisenhower.
Tujuan utama operasi ini adalah merebut kontrol terhadap Maroko dan
Aljazair melalui pendaratan simultan di Casablanca, Oran, dan Aljazair,
yang dilanjutkan beberapa hari kemudian dengan pendaratan di Bône,
gerbang menuju Tunisia.
Pasukan
lokal di bawah Perancis Vichy sempat melakukan perlawanan terbatas,
sebelum akhirnya bersedia bernegosiasi dan mengakhiri perlawanan mereka.
1943: Kalahnya Korps Afrika
Korps
Afrika tidak mendapat suplai secara memadai akibat dari hilangnya
pengapalan suplai oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara Sekutu, terutama
Inggris, di Laut Tengah. Kekurangan persediaan ini dan tak adanya
dukungan udara, memusnahkan kesempatan untuk melancarkan serangan besar
bagi Jerman di Afrika. Pasukan Jerman dan Italia terjepit diantara
pergerakan maju pasukan Sekutu di Aljazair dan Libia. Pasukan Jerman
yang sedang mundur terus melakukan perlawanan sengit, dan Rommel
mengalahkan pasukan AS pada Pertempuran Kasserine Pass sebelum
menyelesaikan pergerakan mundur strategisnya menuju garis suplai Jerman.
Dengan pasti, bergerak maju baik dari arah timur dan barat, pasukan
Sekutu akhirnya mengalahkan Korps Afrika Jerman pada 13 Mei 1943 dan
menawan 250.000 tentara Axis.
Setelah
jatuh ke tangan Sekutu, Afrika Utara dijadikan batu loncatan untuk
menyerang Sisilia pada 10 Juli 1943. Setelah merebut Sisilia, pasukan
Sekutu melancarkan serangan ke Italia pada 3 September 1943. Italia
menyerah pada 8 September 1943, tetapi pasukan Jerman terus bertahan
melakukan perlawanan. Roma akhirnya dapat direbut pada 5 Juni 1944.
Eropa dan Rusia (Uni Soviet)
1939: Invasi Polandia, Invasi Finlandia
Salah
satu foto bewarna Perang Dunia II yang selamat dari 40 juta foto hitam
putih lainnya. Tampak di tengah-tengah Adolf Hitler.
Perang
Dunia II mulai berkecamuk di Eropa dengan dimulainya serangan ke
Polandia pada 1 September 1939 yang dilakukan oleh Hitler dengan gerak
cepat yang dikenal dengan taktik Blitzkrieg, dengan memanfaatkan musim
panas yang menyebabkan perbatasan sungai dan rawa-rawa di wilayah
Polandia kering yang memudahkan gerak laju pasukan lapis baja Jerman
serta mengerahkan ratusan pembom tukik yang terkenal Ju-87 Stuka.
Polandia yang sebelumnya pernah menahan Uni Soviet di tahun 1920-an saat
itu tidak memiliki kekuatan militer yang berarti. Kekurangan pasukan
lapis baja, kekurang siapan pasukan garis belakang dan koordinasinya dan
lemahnya Angkatan Udara Polandia menyebabkan Polandia sukar memberi
perlawanan meskipun masih memiliki 100 pesawat tempur namun jumlah itu
tidak berarti melawan Angkatan Udara Jerman "Luftwaffe". Perancis dan
kerajaan Inggris menyatakan perang terhadap Jerman pada 3 September
sebagai komitment mereka terhadap Polandia pada pakta pertahanan Maret
1939.
Setelah
mengalami kehancuran disana sini oleh pasukan Nazi, tiba tiba Polandia
dikejutkan oleh serangan Uni Soviet pada 17 September dari timur yang
akhirnya bertemu dengan Pasukan Jerman dan mengadakan garis demarkasi
sesuai persetujuan antara Menteri Luar Negeri keduanya,
Ribentrop-Molotov. Akhirnya Polandia menyerah kepada Nazi Jerman setelah
kota Warsawa dihancurkan, sementara sisa sisa pemimpin Polandia
melarikan diri diantaranya ke Rumania. Sementara yang lain ditahan baik
oleh Uni Soviet maupun Nazi. Tentara Polandia terakhir dikalahkan pada 6
Oktober.
Jatuhnya
Polandia dan terlambatnya pasukan sekutu yang saat itu dimotori oleh
Inggris dan Perancis yang saat itu dibawah komando Jenderal Gamelin dari
Perancis membuat Sekutu akhirnya menyatakan perang terhadap Jerman.
Namun juga menyebabkan jatuhnya kabinet Neville Chamberlain di Inggris
yang digantikan oleh Winston Churchill. Ketika Hitler menyatakan perang
terhadap Uni Soviet, Uni Soviet akhirnya membebaskan tawanan perang
Polandia dan mempersenjatainya untuk melawan Jerman. Invasi ke Polandia
ini juga mengawali praktek-praktek kejam Pasukan SS dibawah Heinrich
Himmler terhadap orang orang Yahudi.
Perang
Musim Dingin dimulai dengan invasi Finlandia oleh Uni Soviet, 30
November 1939. Pada awalnya Finlandia mampu menahan pasukan Uni Soviet
meskipun pasukan Soviet memiliki jumlah besar serta dukungan dari armada
udara dan lapis baja, karena Soviet banyak kehilangan jendral-jendral
yang cakap akibat pembersihan yang dilakukan oleh Stalin pada saat
memegang tampuk kekuasaan menggantikan Lenin. Finlandia memberikan
perlawanan yang gigih yang dipimpin oleh Baron Carl Gustav von
Mannerheim serta rakyat Finlandia yang tidak ingin dijajah. Bantuan
senjata mengalir dari negara Barat terutama dari tetangganya Swedia yang
memilih netral dalam peperangan itu. Pasukan Finlandia memanfaatkan
musim dingin yang beku namun dapat bergerak lincah meskipun kekuatannya
sedikit (kurang lebih 300.000 pasukan). Akhirnya Soviet mengerahkan
serangan besar besaran dengan 3.000.000 tentara menyerbu Finlandia dan
berhasil merebut kota-kota dan beberapa wilayah Finlandia. Sehingga
memaksa Carl Gustav untuk mengadakan perjanjian perdamaian.
Ketika
Hitler menyerang Rusia (Uni Soviet), Hitler juga memanfaatkan
pejuang-pejuang Finlandia untuk melakukan serangan ke kota St.
Petersburg.
1940: Invasi Eropa Barat, Republik-republik Baltik, Yunani, Balkan
Perang
Dunia II di Eropa. Merah adalah Sekutu atau penguasaannya, Biru adalah
Axis atau penguasaannya, dan Hijau adalah Uni Soviet sebelum bergabung
dengan Sekutu tahun 1941.
Benito Mussolini (kiri) dan Adolf Hitler.
Dengan
tiba-tiba Jerman menyerang Denmark dan Norwegia pada 9 April 1940
melalui Operasi Weserübung, yang terlihat untuk mencegah serangan Sekutu
melalui wilayah tersebut. Pasukan Inggris, Perancis, dan Polandia
mendarat di Namsos, Andalsnes, dan Narvik untuk membantu Norwegia. Pada
awal Juni, semua tentara Sekutu dievakuasi dan Norwegia-pun menyerah.
Operasi
Fall Gelb, invasi Benelux dan Perancis, dilakukan oleh Jerman pada 10
Mei 1940, mengakhiri apa yang disebut dengan "Perang Pura-Pura" (Phony
War) dan memulai Pertempuran Perancis. Pada tahap awal invasi, tentara
Jerman menyerang Belgia, Belanda, dan Luxemburg untuk menghindari Garis
Maginot dan berhasil memecah pasukan Sekutu dengan melaju sampai ke
Selat Inggris. Negara-negara Benelux dengan cepat jatuh ke tangan
Jerman, yang kemudian melanjutkan tahap berikutnya dengan menyerang
Perancis. Pasukan Ekspedisi Inggris (British Expeditionary Force) yang
terperangkap di utara kemudian dievakuasi melalui Dunkirk dengan Operasi
Dinamo. Tentara Jerman tidak terbendung, melaju melewati Garis Maginot
sampai ke arah pantai Atlantik, menyebabkan Perancis mendeklarasikan
gencatan senjata pada 22 Juni dan terbentuklah pemerintahan boneka
Vichy.
Pada Juni 1940, Uni Soviet memasuki Latvia, Lituania, dan Estonia serta menganeksasi Bessarabia dan Bukovina Utara dari Rumania.
Jerman
bersiap untuk melancarkan serangan ke Inggris dan dimulailah apa yang
disebut dengan Pertempuran Inggris atau Battle of Britain, perang udara
antara AU Jerman Luftwaffe melawan AU Inggris Royal Air Force pada tahun
1940 memperebutkan kontrol atas angkasa Inggris. Jerman berhasil
dikalahkan dan membatalkan Operasi Singa Laut atau Seelowe untuk
menginvasi daratan Inggris. Hal itu dikarenakan perubahan strategi
Luftwaffe dari menyerang landasan udara dan industri perang berubah
menjadi serangan besar-besaran pesawat pembom ke London. Sebelumnya
terjadi pemboman kota Berlin yang ddasarkan pembalasan atas
ketidaksengajaan pesawat pembom Jerman yang menyerang London. Alhasil
pilot peswat tempur Spitfire dan Huricane dapt berisirahat. Perang juga
berkecamuk di laut, pada Pertempuran Atlantik kapal-kapal selam Jerman
(U-Boat) berusaha untuk menenggelamkan kapal dagang yang membawa suplai
kebutuhan ke Inggris dari Amerika Serikat.
Pada
27 September 1940, ditanda tanganilah pakta tripartit oleh Jerman,
Italia, dan Jepang yang secara formal membentuk persekutuan dengan nama
(Kekuatan Poros).
Italia
menyerbu Yunani pada 28 Oktober 1940 melalui Albania, tetapi dapat
ditahan oleh pasukan Yunani yang bahkan menyerang balik ke Albania.
Hitler kemudian mengirim tentara untuk membantu Mussolini berperang
melawan Yunani. Pertempuran juga meluas hingga wilayah yang dikenal
sebagai wilayah bekas Yugoslavia. Pasukan NAZI mendapat dukungan dari
sebagian Kroasia dan Bosnia, yang merupakan konflik laten di daerah itu
sepeninggal Kerajaan Ottoman. Namun Pasukan Nazi mendapat perlawanan
hebat dari kaum Nasionalis yang didominasi oleh Serbia dan beberapa
etnis lainnya yang dipimpin oleh Josip Broz Tito. Pertempuran dengan
kaum Nazi merupakan salah satu bibit pertempuran antar etnis di wilayah
bekas Yugoslavia pada dekade 1990-an.
1941: Invasi Uni Soviet
Operasi Barbarossa, invasi Uni Soviet dilakukan oleh Jerman
Pertempuran Stalingrad
1944: Serangan Balik
Invasi Normandia (D-Day), invasi di Perancis oleh pasukan Amerika Serikat dan Inggris, 1944
1945: Runtuhnya Kerajaan Nazi Jerman
Pada
akhir bulan april 1945, ibukota Jerman yaitu Berlin sudah dikepung oleh
Uni Soviet dan pada tanggal 1 Mei 1945, Adolf Hitler bunuh diri bersama
dengan istrinya Eva Braun didalam bunkernya, sehari sebelumnya Adolf
Hitler menikahi Eva Braun, dan setelah mati memerintah pengawalnya untuk
membakar mayatnya. Setelah menyalami setiap anggotanya yang masih
setia. Pada tanggal 2 Mei, Karl Dönitz diangkat menjadi pemimpin
menggantikan Adolf Hitler dan menyatakan Berlin menyerah pada tanggal
itu juga. Disusul Pasukan Jerman di Italia yang menyerah pada tanggal 2
juga. Pasukan Jerman di wilayah Jerman Utara, Denmark dan Belanda
menyerah tanggal 4. Sisa pasukan Jerman dibawah pimpinan Alfred Jodl
menyerah tanggal 7 mei di Rheims, Perancis. Tanggal 8 Mei, penduduk di
negara-negara sekutu merayakan hari kemenangan, tetapi Uni Soviet
merayakan hari kemenangan pada tanggal 9 Mei dengan tujuan politik.