Para tahanan sebagai pekerja paksa. Foto diambil saat inspeksi oleh SS. Kamp konsentrasi Dachau, Jerman, 28 Juni 1938.
— Bildarchiv Preussischer Kulturbesitz
Foto
Riwayat Pribadi
Artefak
Peta
Film
Setelah Jerman menganeksasi Austria pada bulan Maret 1938, Nazi menangkap kaum Yahudi Jerman dan Austria dan mengurung mereka di kamp konsentrasi Dachau, Buchenwald, dan Sachsenhausen yang semuanya berlokasi di Jerman. Setelah peristiwa kekerasan pogrom Kristallnacht ("Malam Kaca Pecah") pada bulan November 1938, Nazi melakukan penangkapan massal terhadap laki-laki dewasa Yahudi dan mengurung mereka dalam kamp untuk periode waktu yang tak terlalu lama.
Menyusul invasi Jerman ke Polandia pada bulan September 1939, Nazi membuka kamp-kamp kerja paksa di mana ribuan tahanan mati karena kelelahan, kelaparan, dan pajanan cuaca. Kamp-kamp ini dijaga oleh unit-unit SS. Selama Perang Dunia II, sistem kamp Nazi berkembang dengan sangat cepat. Di beberapa kamp, para dokter Nazi melakukan eksperimen terhadap para tahanan.
Selepas invasi Jerman ke Uni Soviet pada bulan Juni 1941, Nazi menambah jumlah kamp tahanan perang (POW). Sebagian kamp baru dibangun di dalam kompleks kamp konsentrasi yang sudah ada (seperti Auschwitz) di wilayah Polandia yang diduduki. Kamp di kota Lublin, yang kemudian dikenal dengan nama Majdanek, dibangun pada musim gugur tahun 1941 sebagai kamp tahanan perang dan menjadi kamp konsentrasi pada tahun 1943. Ribuan tahanan perang Soviet ditembak dan dibunuh dengan gas di tempat ini.
Untuk memfasilitasi "Solusi Akhir" (genosida atau pembantaian massal kaum Yahudi), Nazi membangun kamp pemusnahan di Polandia, negara dengan populasi Yahudi paling besar. Kamp-kamp pemusnahan ini dirancang agar efisien untuk pembantaian massal. Chelmno, kamp pemusnahan yang pertama, dibuka pada bulan Desember 1941. Di sini, kaum Yahudi dan orang Roma dibantai menggunakan mobil gas. Pada tahun 1942, Nazi membuka kamp pemusnahan Belzec, Sobibor, dan Treblinka untuk secara sistematis membantai kaum Yahudi dari Generalgouvernement (teritori dalam wilayah pendudukan di Polandia).
Nazi membangun kamar gas (ruang yang diisi gas beracun untuk membunuh orang yang ada di dalamnya) agar pembunuhan lebih efisien dan si pembantainya tidak akan merasa iba. Di kompleks kamp Auschwitz, kamp pemusnahan Birkenau memiliki empat kamar gas. Saat deportasi ke kamp ini mencapai puncaknya, orang Yahudi yang dibantai dengan gas setiap harinya di sini mencapai 6.000 orang.
Dalam perjalanan menuju pusat -pusat pembantaian di daerah pendudukan di Polandia, kaum Yahudi yang berada di wilayah-wilayah yang diduduki Nazi awalnya sering dideportasi ke kamp-kamp transit seperti Westerbork di Belanda, atau Drancy di Prancis. Kamp transit tersebut biasanya merupakan pemberhentian terakhir sebelum dideportasi ke kamp pemusnahan.
Jutaan orang dikurung dan mengalami berbagai bentuk pelecehan dalam kamp-kamp Nazi. Di bawah pengawasan SS, Jerman dan para kolaboratornya, lebih dari tiga juta orang Yahudi dibantai di kamp pemusnahan saja. Hanya sebagian kecil dari mereka yang ditahan di kamp Nazi yang bertahan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar