Terakhir Hitler



















Oleh : Alif Rafik Khan
Mungkin
anda pernah melihat sebuah klip film yang menampilkan Hitler dalam
sebuah upacara penganugerahan medali dengan para anggota muda Hitlerjugend
sebagai penerimanya, dan di tengah tumpukan puing-puing di sekitarnya?
Bagi yang ingin tahu latar belakang di balik peristiwa ini, silakan
muncrut di bawah dengan sukses:
Upacara penganugerahan ini diselenggarakan di taman Reichskanzlei (Kekanseliran) yang terletak di Voßstraße di Berlin, dan para penerimanya adalah anggota unit tempur Hitlerjugend-SS yang menerima Eisernes Kreuzes dari tangan kepala Hitlerjugend, Reichsjugendführer Artur Axmann, dan kemudian mendapat ucapan selamat dari Sang Führer.
Selain film, terdapat juga enam buah foto dari upacara yang tercatat
sebagai penampilan resmi terakhir Hitler untuk kamera ini. Sebagai
fotografernya adalah asisten dari fotografer pribadi Hitler, Heinrich
Hoffmann, dan kini foto-fotonya berada di arsip koleksi Dr. Gustav
Wrangel.
Dikabarkan bahwa para anak muda tersebut berdiri selama kurang lebih sejam demi menunggu Sang Führer
untuk menginspeksi mereka. Tak ada data jelas apakah para bocah-bocah
pemberani ini kemudian selamat dari peperangan yang brutal. Yang jelas,
salah seorang di antaranya, Armin Lehmann, selamat dan kemudian
menuliskan pengalamannya di masa perang dalam sebuah buku. Lehmann tetap
tinggal di Berlin sebagai staff dari Artur Axmann dengan tugas sebagai
pengantar berita antara markas Axmann dengan Führerbunker. Dia juga
tinggal di ruang radio Kriegsmarine untuk mengantarkan pesan-pesan
radio. Setelah perang dia tinggal di Amerika Serikat. Satu yang perlu
diketahui: Armin Lehmann TIDAK ADA di antara deretan Hitlerjugend yang
menerima medali tanggal 20 Maret 1945, melainkan di acara penerimaan
medali (juga untuk Hitlerjugend) yang diadakan tanggal 20 April 1945 pas
ulang tahun Hitler di Ehrenhof, Reichskanzlei. Kedua upacara ini sering
tertukar tempat dan membuat orang bingung. Satu yang pasti: upacara
tanggal 20 April 1945 tidak melibatkan satu orang fotografer atau
kameraman pun!
Yang
menarik adalah, Lehmann mengenang bahwa dia terkejut melihat penampilan
Hitler dalam upacara ini. Sang Führer tampak terlihat ringkih, lemah
dan bungkuk. Tangan kirinya bergetar hebat sehingga dia menutupinya
dengan selalu menyilangkannya di belakang. Dia gemetaran bukan karena
takut akan pasukan Rusia yang sudah mengelilinginya, melainkan karena
akibat dari gejala Parkinson yang dideritanya, yang semakin menghebat
setelah peristiwa 20 Juli 1944 (Pemberontakan Stauffenberg dkk). Ini
juga yang tampaknya menjadi penyebab mengapa Hitler memutuskan untuk
tetap tinggal di Berlin dan tidak melarikan diri. Kesehatannya begitu
buruk sehingga diragukan dia bisa bertahan apabila harus berjalan jauh
atau bersembunyi di tempat sempit demi menghindari kejaran pasukan
musuh.
Foto-foto
di atas diambil tanggal 20 Maret 1945 (dan bukan tanggal 20 April atau
pas ulang tahun Hitler seperti yang banyak diberitakan!). Tanggal
tersebut juga merupakan tanggal terakhir fotografer atau kameraman Nazi
mengambil gambar Hitler dalam acara resmi (bila anda melihat cuplikan
filmnya, maka anda bisa melihat seorang fotografer mengambil gambar di
waktu yang sama!). Setelah upacara selesai, Hitler lalu melakukan
inspeksi sepintas lalu terhadap ruang makan Reichskanzlei yang terletak di sebelah taman. Para bocah Hitlerjugend
sendiri sebenarnya berdiri di dasar anak tangga yang mengarah ke bagian
belakang kantor Hitler yang berada berhadapan dengan taman. Setelah
Hitler pindah tempat, kameraman film tidak mengikuti Hitler yang pergi
menuju ke ruang makan bersama dengan SS-Obergruppenführer Julius Schaub.
Foto-foto yang diambil di ruang makan, di antara puing-puing, inilah
yang merupakan foto TERAKHIR dari Hitler. Sebenarnya terdapat tiga buah
foto, hanya saja yang umum beredar cuma satu foto saja sementara dua
lainnya jarang diketahui. Saat Hitler dan Schaub melihat-lihat bekas
kerusakan yang terjadi, Martin Bormann masuk dan bergabung dengan
mereka. Satu foto terakhir memperlihatkan ketiga orang ini, dan inilah
yang bisa dikatakan benar-benar merupakan FOTO TERAKHIR DARI ADOLF
HITLER!
Sebenarnya terdapat dua acara penganugerahan medali bagi para bocah Hitlerjugend
yang hanya berselang seminggu antara satu dengan yang lainnya.
Penganugerahan satu lagi dihadiri oleh Menteri Propaganda Joseph
Goebbels dan mengikutsertakan pula para anggota tua Volkssturm. Edisi terakhir dari Volkischer Beobachter
bertanggal 20 April 1945 juga memberitakan mengenai upacara ini. Pada
saat itu koran yang merupakan corong utama Partai Nazi tersebut hanya
terdiri dari satu lembar kertas yang dilipat menjadi empat halaman, dan
telah seperti ini dari sejak bulan Februari 1945. Pada saat ulang
tahunnya (20 April), Hitler memang mengadakan upacara penganugerahan
medali bagi para bocah Hitlerjugend, hanya saja upacara tersebut diadakan di dalam Reichskanzlei dan bukan diluarnya, juga tanpa ada fotografer yang mengabadikan sehingga tidak ada satupun foto yang merekam upacara tersebut.
Sumber :
Buku "Hitlers Bunker : A Boy Soldiers Eyewitness account of the Fuhrer's last days" oleh Armin Lehmann
Buku "In A Raging Inferno" oleh Hans Holztrager
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.20juli1944.de
www.adolfhitlerbestpictures.blogspot.com
www.commons.wikimedia.org
www.dachaukz.blogspot.com
www.englishrussia.com
www.forum.axishistory.com
www.gonemovies.com
www.jvisbeek.dds.nl
www.life.com
www.retrobazar.com
www.spiegel.de
Wednesday, August 4, 2010
Major Frank Neubert (1915-2003), Peraih Kemenangan Udara Pertama Dalam Perang Dunia II!



Oleh : Alif Rafik Khan
Saya semata mengangkat biografi dari odong-odong ini karena dia tercatat dalam buku primbon sebagai peraih kemenangan udara pertama dalam Perang Dunia II, alias pilot pertama yang menembak jatuh musuhnya dalam perang tersebut. Uniknya lagi, dia bukanlah pilot tempur yang tugasnya memang menghajar musuh di angkasa, melainkan seorang pilot Junkers Ju 87 "Stuka" yang tugas utamanya adalah mengebom sasaran di darat sembari menukik ke bawah!
Frank Neubert dilahirkan tanggal 28 September 1915 di Herrenalb/Schwarzwald. Dia menjadi anggota unit "Immelmann-Geschwader" dari sejak tahun 1936, dan ikut ambil bagian dalam invasi Jerman ke Polandia, yang lebih dikenal dengan nama "Operasi Fall Weiss". Di pagi hari tanggal 1 September 1939, skuadron pengebom tukik Stuka-nya sudah menyebar kehancuran dengan berak seenaknya di atas landasan udara Polandia di Krakow (landasan udara tersebut ternyata sudah kosong melompong, karena sehari sebelumnya pesawat-pesawat yang diparkir disana dengan tergesa-gesa dipindahkan ke landasan udara cadangan lain!).
Dalam serangan tersebut, Unteroffizier Neubert dan gunnernya yang bernama Franz Klinger (bukan kelenger) menjadi terpisah dengan rekan-rekan satu unitnya karena terhalang oleh awan tebal. Mereka kehilangan arah! Selama beberapa menit Neubert melacak keberadaan target utamanya, dan malahan sempat bertemu dengan Ju 87B lain yang sama-sama "tersesat". Akhirnya mereka berhasil menemukan landasan udara yang dicari-cari, yang kini sudah kosong. Daripada pulang tanpa hasil, Neubert memutuskan untuk tetap menjatuhkan "titipannya" disana.
Dalam perjalanan pulang kembali ke markas, Neubert melihat sepasang pesawat tempur PZL P-11 Polandia yang sedang siap-siap untuk lepas landas. Dia memperhatikan bahwa salah satu dari mereka menyerang Ju 87 Leutnant Brandenburg yang merupakan rekannya. OK, dia memutuskan untuk menyerang balik! Neubert berhasil melepaskan dua buah rentetan tembakan ke pesawat yang dipiloti oleh Kapitan (drużynowy) Medwecki, yang ternyata berpangkat komandan skuadron! Pesawat dengan tulisan angka "11" tersebut langsung keliyengan dan jatuh menghantam tanah setelah sebelumnya disambar kobaran api.
Pada saat yang bersamaan, pesawat Polandia kedua yang dipiloti oleh podporucznika (Letnan Dua) Wladyslaw Gnys datang membantu rekannya yang sudah nyungseb. Dalam beberapa detik Gnys sudah mengambil posisi di belakang Stuka milik Brandenburg dan membuka tembakan. Awan tebal ternyata menjadi penyelamat pesawat Jerman yang mendapat hujan peluru tersebut. Brandenburg dan Neubert berhasil pulang dengan selamat kembali ke pangkalannya di lapangan udara Nieder-Ellguth. Dalam pertempuran yang terjadi saat itu Frank Neubert kemungkinan besar mencatat kemenangan udara pertama dalam Perang Dunia II. Semuanya tergantung dari waktu serangan tersebut: Beberapa sumber melaporkan bahwa peristiwa itu terjadi pukul 5.30 subuh, tapi ada juga sumber lain yang menunjukkan bahwa sebenarnyalah ia terjadi sekitar pukul 7.00 pagi. Kalau pendapat pertama yang diambil, sudah tentu Neubert tak terbantahkan lagi menjadi pemegang kemenangan pertama Perang Dunia II, tapi kalau pendapat kedua yang diambil maka pemenangnya adalah Porucznik (Letnan) Stanislaw Skalski dari Polandia, yang mengaku bahwa dia telah menembak jatuh sebuah pesawat pengintai Hs 126 Jerman pada pukul 5.32.
Dari tanggal 10 Mei 1940 sampai dengan Juli 1940 Neubert menjadi Staffelführer dari 1./St.G. 2, terus dari Juli 1940 sampai dengan September 1940 menjabat sebagai Staffelkapitän dari 2./St.G. 2. Selanjutnya adalah Gruppenkommandeur dari 1./St.G. 2 dari bulan September 1941 sampai dengan Januari 1942.
Selama perang Balkan di musim panas 1941, Neubert mencatat prestasi yang menonjol dalam pertempuran di Rupel Pass (Yugoslavia). Dalam serangan terhadap kapal-kapal perang Inggris di Teluk Corinth yang berada di wilayah antara Pireus dan Suda Bay, Oberleutnant Neubert dari 2./St.G. 2 berhasil menenggelamkan sebuah kapal tanker berbobot 4.000 ton, ditambah dengan satu buah kapal penjelajah dan satu perusak. Belum cukup? Ia juga merusakkan kapal-kapal lain dengan total tonase 13.000 GRT! Tentu saja prestasi ini tidak pantas kalau dibiarkan begitu saja, dan pada tanggal 24 Juni 1942 Frank Neubert dianugerahi Ritterkreuz. Saat itu ia sudah terlibat dalam 150 misi pemboman tukik.
Dari tanggal 18 Maret 1942 sampai dengan 14 Oktober 1942 dia menjadi Kommandeur dari I./Sturzkampffliegerschule 1 di Wertheim. Antara tanggal 15 Oktober 1942 sampai dengan 10 Oktober 1943 Neubert ditransfer lagi untuk menjadi Gruppenkommandeur dari II./Sch.G. 1 di Front Timur.
Pada tanggal 30 Januari 1943 Hauptmann Frank Neubert terluka ketika pesawat Henschel Hs 129 B-2 (W.Nr. 0306) yang dipilotinya terbakar dan ditembak jatuh oleh tembakan anti pesawat udara Rusia di dekat Skurbiy. Setelah sembuh dari luka-lukanya, dia kembali bertugas sebagai Gruppenkommandeur dari II./SG 101 antara tanggal 11 Oktober 1943 dan 22 Februari 1945. Dari tanggal 26 Februari 1945 sampai dengan akhir Perang Dunia II dia bekerja sebagai staff di General der Schlachtflieger.
Selama karir perangnya, Frank Neubert terlibat dalam 150 misi tempur, dengan 230 di antaranya dilakukan dengan menggunakan pesawat Stuka. Dia melanjutkan karirnya di Bundeswehr pasca perang dari tanggal 2 Mei 1958 sampai dengan 28 September 1972 dengan pangkat terakhir sebagai Oberstleutnant.
Frank Neubert meninggal dunia tanggal 13 Desember 2003 di Gütersloh.
Sumber :
www.das-ritterkreuz.de
www.elknet.pl
www.poznan.gazeta.pl
www.wehrmacht-awards.com
Sunday, June 13, 2010
Ketika Manusia Tertinggi Di Angkatan Bersenjata Jerman Menyerah!


Oleh : Alif Rafik Khan
Dia hanyalah bertinggi badan 5 kaki 3 inci dengan memakai sepatu standar Angkatan Darat, dan kaki nyapun sudah benar-benar kepayahan setelah menjalani pertempuran yang terus-terusan. Tapi Kopral Bob Roberts tahu persis apa yang harus dilakukannya ketika rekan prajuritnya berhasil menangkap seorang "raksasa" Jerman setinggi 7 kaki 6 inci!
Ini bagaikan pertemuan antara David vs Goliath, dimana seorang prajurit Sekutu (yang terbilang pendek untuk ukuran Eropa) berhadapan dengan manusia tertinggi di seluruh Wehrmacht. Pertemuan mereka membawa sedikit selingan komedi di tengah berkecamuknya salah satu pertempuran terdahsyat dalam Perang Dunia Kedua.
Ketika Bob selesai menggeledah si Gefreiter raksasa untuk mencari-cari kalau ada senjata yang disembunyikan, para tawanan lain terkikik seakan melihat Srimulat.Ternyata para teman Bob pun sama terkekeh-kekehnya, dan begitu juga si Jerman yang tingginya resmi tercatat ngalahin pohon toge!
Kisah unik dan menarik ini muncul ke permukaan untuk pertama kalinya, 65 tahun setelah pertemuan tersebut terjadi.
Bob, yang kini telah menjadi seorang kakek renta berumur 87 tahun, tak pernah melihat si Jerman lagi setelah itu. Tapi bayangan tentang pertemuan dengan si Jerman tetap terngiang dengan jelasnya di benaknya.
"Aku masih ingat, tinggi badannya adalah 7 kaki setengah," kenang Bob. "Aku pikir dia telah melihat sesuatu yang lucu dari pertemuan kami. Jelas kelihatan bahwa dia telah biasa dengan perhatian berlebih yang ditujukan padanya - mereka mengatakan kepada kami bahwa dia adalah manusia paling tinggi di seluruh Angkatan Bersenjata Jerman - suatu fakta yang aku pikir dia sudah mengetahuinya."
"Sampai pada saat itu, suasananya begitu menegangkan. Kami baru saja merebut lima buah bunker pertahanan Jerman yang selama ini telah membuat armada Sekutu kerepotan dengan peluru-peluru artilerinya. Selain itu, kami juga berhasil 'membungkus' 250 orang tawanan. Pertemuan antara aku dengan si raksasa ternyata telah mencairkan suasana yang kaku."
Hanya beberapa menit sebelumnya, Bob telah dipaksa oleh keadaan untuk menembak sampai mati seorang perwira Jerman yang pura-pura menyerah dan mengeluarkan pistolnya. Di sekeliling dirinya, beberapa prajurit Jerman lain mulai menyerahkan senjatanya dan mengangkat tangan.
"Lalu datanglah orang ini, dan semuanya seakan menjadi sebuah kekonyolan besar. Satu saat aku hanya satu kedipan mata saja dari maut; saat lainnya kami tertawa bersama-sama seakan teman lama. Untungnya, dia bukanlah orang yang menjengkelkan dan tidak susah untuk diajak bekerjasama."
Foto yang menggambarkan pertemuan unik itu sendiri dipercaya diambil oleh seorang tawanan Jerman lain yang ikut hadir, dan kemudian dirampas oleh Sekutu.
"Aku mempunyai foto lainnya yang memperlihatkan aku dengan pria besar ini, yang berdiri dengan tangannya yang membentang bagaikan raksasa. Sayangnya, foto berharga tersebut telah hilang tak tentu rimbanya ketika rumah kami kerampokan beberapa waktu yang lalu," Bob menambahkan. "Aku tak percaya bisa melihat foto ini lagi setelah sekian tahun berlalu."
Bob masih berusia 21 tahun pada saat itu, dan bertugas di Normandia bersama dengan North Shore New Brunswick Regiment dari Canadian army.
Dia termasuk salah satu prajurit Sekutu yang menyerbu Pantai Juno pada waktu D-Day tanggal 6 Juni 1944. Dia ikut ambil bagian melumpuhkan sebuah sarang senapan mesin, sebelum bergerak memutar untuk menghantam dari belakang satu batalion pasukan Jerman yang menembakkan senjata artileri raksasa melintasi Selat Channel dari bunker yang terletak di pinggir bukit karang Calais.
Setelah empat jam pertempuran seru, mereka akhirnya mengibarkan bendera putih tanda menyerah. Bob ditugaskan menjadi kepala grup yang terdiri dari 7 orang yang akan menerima penyerahan tersebut."Selusin demi selusin mereka keluar dari sarangnya dan menyerah. Aku lalu berkata kencang hampir berteriak: 'Adakah yang bisa berbahasa Inggris?' Kemudian seorang perwira maju, dan aku lalu mengatakan kepada dia supaya memerintahkan anak buahnya untuk menyerahkan senjatanya."
"Tiba-tiba dia bergerak cepat untuk mengambil sebuah pistol 38 yang terdapat di sakunya. Aku lebih cepat mengantisipasi dan dengan telak menghantamnya dengan peluru tepat di antara kedua matanya. Dia langsung tersungkur jatuh. Setelah itu tak ada lagi masalah - bahkan dari manusia berukuran raksasa ini."
Setelah Normandia, Bob kemudian ikut bertempur di Belgia dan Belanda sampai dengan bulan Februari 1945 ketika dia terluka parah oleh pecahan granat.
Setelah perang usai dia kemudian menikah dengan pacar orang Inggris-nya, Vera. Kini pasangan berbahagia tersebut telah menikah selama 65 tahun dan masih rukun-rukun saja. Mereka tinggal di Bournemouth.
Kalau bukan karena foto tersebut dan serangkaian kebetulan-kebetulan yang aneh, tentunya pertemuan yang luar biasa antara Bob dan prajurit raksasa Jerman tersebut akan ditelan oleh sejarah dan tak akan muncul di blog ini (hehehe... narsis!).
Lalu bagaimana foto di atas bisa nongol?
Seorang sejarawan amatir bernama Rob Smith sedang berusaha untuk melacak pacar neneknya yang orang kanada, ketika dia berhasil menemukan foto itu di tumpukan arsip yang ditelitinya.
Dia kemudian berhasil menemukan Bob Roberts, dari resimen yang sama, yang tinggal hanya sejauh satu mil dari ibunya di Dorset. Smith juga berhasil menemukan bahwa si tawanan perang Jerman dengan tinggi tidak biasa tersebut merupakan anggota sirkus di Amerika sebelum perang berkecamuk!
Seorang Mayor yang bertugas di kompi Bob mengatakan kepada Smith bahwa si orang Jerman mempunyai 'kemampuan berbahasa Inggris yang baik'. Ketika ditanyakan darimana dia belajar, sang Mayor berkata bahwa si Jerman pernah tinggal di New York, dimana dia bekerja pada sebuah sirkus yang menonjolkan tinggi tubuhnya. Ketika Perang Dunia II pecah, dia kemudian bergabung dengan pasukan Hitler karena darah Jermannya yang kental dan "panggilan leluhur".
Sumber :
www.commons.wikimedia.org
www.dailymail.co.uk
Tuesday, November 17, 2009
Rekor PERTAMA Nazi Jerman!

Kejahatan
perang pertama dalam Perang Dunia II terjadi ketika pesawat-pesawat
bomber Luftwaffe membombardir kota Wielun di Polandia yang tak
dipertahankan pada jam 4:40 subuh hari Jum'at tanggal 1 September 1939,
yang merupakan permulaan dari invasi Jerman ke negara tersebut. 1.200
orang penduduk sipil tewas dalam pemboman tersebut
Oberst
Hannes Trautloft, jagoan Luftwaffe dengan 58 kemenangan, mempunyai
beberapa rekor PERTAMA yang patut diperhitungkan. Dia adalah pilot yang
membukukan kemenangan udara pertama dalam Perang Saudara Spanyol, yang
dilakukannya bersama dengan Kraft Eberhardt tanggal 25 Agustus 1936,
dengan korban sebuah pesawat Breguet XIX dari pihak Republik. Tidak
cukup, dia juga pilot Jerman pertama yang ditembak jatuh dalam Perang
Saudara Spanyol! Hal ini terjadi tak lama setelah dia berhasil menembak
jatuh pesawat Potez 540 sebagai kemenangan keduanya. Sayangnya, pesawat
Trautloft sendiri ikut terkena tembakan sehingga terpaksa dia terjun
dengan parasutnya. Untungnya, Trautloft mendarat di dekat wilayah
kekuasaan Nasionalis sehingga berhasil selamat tanpa menderita luka
sedikitpun! Terakhir, Hannes Trautloft mendapat kehormatan sebagai pilot
pertama yang mengujicoba pesawat tempur baru Messerschmitt Bf 109 di
bulan Desember 1936. Jenis pesawat ini terbukti kemudian sebagai pesawat
pemburu yang paling diandalkan oleh Luftwaffe!

Anggota
wanita pertama Sturmabteilung adalah Elenore Baur. Dia adalah
satu-satunya wanita yang berbaris bersama Hitler dalam peristiwa kudeta
yang gagal di Münich tanggal 9 November 1923. Ketika perang pecah,
Elenore bertugas menjadi perawat dan kemudian dikenal sebagai Sister Pia
dari Münich. Sampai meninggalnya di tahun 1981 dalam usia 95 tahun,
keyakinan Elenore akan Nazisme masih tetap semembara seperti sebelumnya!
General
der Panzertruppe pertama adalah Oswald Lutz, yang dipromosikan pada
tanggal 1 November 1935 sekaligus menjadi kepala pasukan mekanis Jerman.
Di foto parade Berlin (Januari 1938) di atas, Lutz berdiri nomor tiga
dari kiri baris depan. Lengkapnya, baris belakang dari kiri ke kanan :
Werner von Blomberg, Hermann Göring, Erich Raeder dan Gerd von
Rundstedt. Baris depan dari kiri ke kanan : Ernst Busch, Oswald Lutz,
Leonhard Kaupisch dan Edmund von Wachenfeld

Monday, November 16, 2009
Rekor TERPANJANG/TERLAMA Nazi Jerman!

Thursday, October 29, 2009
Inilah Jago-Jago Perang TERDAHSYAT Nazi Jerman!













Para Ksatria Termuda Nazi Jerman







Tidak ada komentar:
Posting Komentar