7
Desember 1941: Sebuah perahu kecil mencoba menyelamatkan para awak USS
West Virginia dari air setelah pemboman Jepang atas Pearl Harbor di
Hawaii
7
Desember 1941: Foto ini, yang diambil oleh fotografer Jepang,
memperlihatkan bagaimana kapal-kapal perang Amerika saling berendengan
satu sama lain tak lama sebelum serangan kejutan Jepang yang dilancarkan
pada pagi di hari minggu tanggal 7 Desember. Beberapa menit kemudian
suasana damai yang menyelimuti Pearl Harbor berubah menjadi neraka api
dan ledakan!
7
Desember 1941: Dua orang pelaut berdiri di antara puing-puing pesawat
terbang di Ford Island Naval Air Station sambil memperhatikan ledakan
hebat yang baru saja melanda USS Shaw di latar belakang selama
berlangsungnya serangan dadakan Jepang atas Pearl Harbor
7
Desember 1941: Kapal perang USS Arizona diselimuti asap tebal sebelum
ia miring untuk kemudian tenggelam selama berlangsungnya serangan Jepang
atas Pearl Harbor, Hawaii. Kapal tersebut tenggelam membawa lebih dari
80% awaknya yang berjumlah 1.500 orang. Serangan mendadak tersebut, yang
membawa korban 2.343 orang Amerika tewas dan 916 hilang, benar-benar
mematahkan tulang punggung dari US Pacific Fleet sekaligus memaksa
Amerika keluar dari politik isolasionisme. Presiden Franklin D.
Roosevelt mengumumkan dengan marah di hadapan kongres bahwa ia adalah "a
date which will live in infamy". Esok paginya Amerika menyatakan perang
terhadap Jepang, yang dibalas dengan pernyataan perang Jerman terhadap
Amerika. Lengkaplah sudah perang yang kini terjadi menjadi benar-benar
"Perang Dunia"!
7
Desember 1941: Delapan mil dari Pearl Harbor, pecahan ledakan dari bom
yang dijatuhkan pesawat Jepang telah melumpuhkan mobil naas ini
sekaligus membunuh ketiga orang sipil penumpangnya (dua orang di
antaranya terlihat di jok depan). US Navy mengatakan bahwa tidak
terdapat satu pun sasaran militer di sekitar tempat itu, yang
membuktikan bahwa pilot Jepang memang "niat" buat menghantam sasarannya
dan bukan hanya sekedar berada di tempat dan waktu yang salah!
7
Desember 1941: Kapal perusak USS Cassin dan USS Downes yang
berpangkalan di Pearl Harbor tampak rusak parah setelah serangan Jepang
atas pangkalan Amerika di kepulauan Hawaii tersebut
7
Desember 1941: Reruntuhan pesawat torpedo ini diidentifikasi sebagai
milik Jepang (jelas terlihat dari lambang bulat merah khas yang terletak
di sayap dan badannya), dan diangkat dari dasar Pearl Harbor tak lama
setelah terjadinya serangan tak terduga Jepang yang meninggalkan ribuan
orang tewas dan puluhan kapal rusak/tenggelam
7 Desember 1941: Rongsokan pesawat Amerika yang di bom Jepang saat masih berada di landasannya di Hickam Field
18
April 1942: Sebuah bomber B-25 Mitchell tinggal landas dari dek USS
Hornet untuk misi serangan berani mati ke ibukota Jepang, Tokyo. Misi
yang sangat dirahasiakan ini diberi sandi "Shangri-La" oleh presiden
Franklin D. Roosevelt
Juni
1942: Kapal induk USS Lexington milik US Navy meledak setelah mendapat
serangan bom Jepang dalam Pertempuran Laut Koral di Pasifik Selatan
4
Juni 1942: Kapal pengangkut pesawat Amerika Yorktown (kiri) dan kapal
perang lainnya dari gugus tugas Pasifik mengeluarkan tembakan-tembakan
anti pesawat udara (yang membentuk salvo-salvo ledakan di angkasa) demi
memukul mundur serangan skuadron pesawat-pesawat torpedo Jepang selama
berlangsungnya Pertempuran Midway
3
Agustus 1942: Setelah membombardir Port Moresby selama dua hari
lamanya, bomber-bomber Jepang akhirnya berhasil menenggelamkan kapal
pengangkut Australia ini ke dasar lautan di tengah asap hitam yang
membumbung tinggi. Badannya miring ke arah karang, dan minyak yang
terbakar dapat terlihat di sebelah kiri. Orang-orang yang berada di
perahu kecil di kanan berusaha untuk mencari korban yang selamat
7
Agustus 1942: Para awak sebuah kapal perusak Amerika mencari tempat
terbaik guna melihat sisa-sisa sebuah pesawat pembom bermesin ganda
Jepang yang ditembak jatuh oleh pesawat pemburu Amerika di dekat Tulagi
di hari pertama pertempuran memperebutkan bagian selatan dari Kepulauan
Solomon. Sepertiga badan pesawat terbelah, dan bila kita perhatikan
lebih seksama (karena hampir-hampir tidak terlihat tertutupi oleh
ombak), orang-orang Amerika itu bukanlah memperhatikan badan pesawat
melainkan salah seorang awak Jepang yang susah payah bergelantungan pada
sayap kanan pesawat
29
Agustus 1942: Setelah menginjakkan kaki di pantai Guadalcanal, Marinir
Amerika beristirahat sebentar sebelum melanjutkan serangan jauh ke
dalam hutan belantara lebat demi menghajar pasukan Jepang yang
menguasai salah satu pulau di Kepulauan Solomon tersebut
Agustus 1942: Marinir Amerika mendekati posisi pertahanan Jepang di Pulau Guadalcanal (Kepulauan Solomon)
Agustus
1942: Marinir Amerika, dengan berpakaian tempur lengkap, menyerbu ke
daratan Guadalcanal dari sebuah perahu pendarat selama berlangsungnya
fase pertama ofensif Amerika di Kepulauan Solomon
Juni
1942: Para awak kapal berusaha bergerak menyelamatkan diri di atas
badan kapal induk Yorktown yang mulai miring setelah dihantam Jepang
dalam pertempuran Midway yang terjadi beberapa saat sebelumnya,
sementara yang lain berusaha keras memperbaiki kerusakan sebisa
mungkin. Nasib kapal ini berakhir di dasar lautan setelah sebuah kapal
selam Jepang menghabisinya dengan dua buah torpedo
29 Oktober 1942: Marinir Amerika mengawaki sebuah meriam artileri kaliber 75mm di Pulau Guadalcanal (Kepulauan Solomon)
16 Oktober 1942: Enam buah pesawat pengintai US Navy terlihat terbang di atas kapal induk yang membawa mereka
3
November 1942: Jenderal Douglas MacArthur melakukan inspeksi posisi
dan pergerakan pasukan Sekutu dengan memakai jip melintasi hutan New
Guinea. Pada akhirnya Sekutu berhasil mengusir Jepang dari Port Moresby
dan memaksa mereka balik kembali sampai sejauh Gunung Owen Stanley
5
November 1942: Sebuah formasi pesawat-pesawat A-29 milik U.S. Army Air
Force melintasi pegunungan bersalju di Alaska dalam misi pertahanan
mereka menghadapi pasukan Jepang. Di latar belakang kita bisa melihat
puncak Gunung McKinley yang menjulang setinggi 20.300 kaki
4
November 1942: Dua Marinir yang bersiap siaga berdiri di depan sebuah
tank kecil di Guadalcanal (Kepulauan Solomon). Tank tersebut digunakan
untuk mengusir pihak Jepang selama berlangsungnya pertempuran di sungai
Tenaru dalam fase pertama pertempuran di pulau tersebut
Mei
1942: Setelah bertahan mati-matian selama kurang lebih satu bulan,
pasukan gabungan Amerika dan Filipina akhirnya menyerah ke tangan
pasukan penyerbu Jepang di Pulau Corregidor (Filipina). Foto ini
berhasil didapatkan dari tangan pihak Jepang selama berlangsungnya
pendudukan di negara tersebut yang memakan waktu selama tiga tahun
Januari
1943: Mayat dari tiga orang prajurit Amerika, yang gugur dalam
pertempuran di Buna dan Gona, tergeletak begitu saja di pantai dengan
tubuh mulai membusuk dan ditumbuhi belatung. Selama berlangsungnya
Perang Dunia II foto ini dilarang disebarluaskan karena pihak berwenang
Amerika mengkhawatirkan dampaknya akan mempengaruhi moral prajurit yang
berjuang di garis depan dan rakyat pada umumnya
Januari
1943: Foto ini diambil saat terjadinya pemboman pangkalan Jepang di
Salamau, New Guinea, sebelum direbut oleh Sekutu. Fotografer Sgt. John
A. Boiteau mengabadikannya dari atas sebuah pesawat Liberator Angkatan
Darat dan memperlihatkan sebuah B-24 Liberator, ledakan bom di bawah dan
sebuah kapal di kanan atas
2
Februari 1943: Sebuah jip Amerika bergerak sepanjang lintasan yang
dibuat seadanya melalui lebatnya belantara Guadalcanal di Kepulauan
Solomon
26
Januari 1943: Seorang prajurit infanteri Amerika berjaga di Grassy
Knoll yang terletak di Guadalcanal (Kepulauan Solomon). Dari wajahnya
kita bisa mengetahui apa yang telah dilaluinya dalam pertempuran!
Januari
1943: Dua orang prajurit Amerika dari 32nd Infantry Division dengan
waspada mengarahkan tembakan mereka ke sebuah lubang pertahanan Jepang
sebelum memasukinya (untuk memastikan tidak adanya musuh tersisa) dalam
gerak maju ke Buna yang kemudian akan berkesudahan dengan kekalahan
pasukan Jepang di semenanjung Papaun (New Guinea)
21
Januari 1943: Para penduduk pribumi yang bertugas sebagai pembawa
usungan sedang beristirahat di bawah naungan pohon-pohon kelapa. Mereka
membawa prajurit Amerika yang terluka dari pertempuran di garis depan
Buna (New Guinea) untuk kemudian diantarkan ke rumah sakit darurat di
garis belakang
Februari
1943: Prajurit-prajurit Australia bergerak maju melalui kebun kelapa
dan rerumputan tinggi Kunai di sebuah pulau New Guinea yang dikuasai
Jepang. Asap dalam foto ini berasal dari tembakan mortir selama
berlangsungnya pertempuran sengit memperebutkan pangkalan militer Jepang
di Buna
22
Maret 1943: Technical Sgt. R.W. Greenwood, seorang Marinir, duduk di
kokpit sebuah pesawat pemburu Grumman Wildcat yang berpangkalan di
Henderson Field, Guadalcanal. Pesawat ini adalah "veteran", terbukti
dari 19 buah bendera Jepang yang dicat di pinggirnya (yang menandakan
jumlah pesawat yang menjadi korbannya). Beberapa pilot yang berbeda
telah menerbangkan pesawat ini selama berlangsungnya misi-misi tempur
yang berjalan sukses, tapi Sgt. Greenwood tetap setia menjadi kapten
kapal tersebut
11
Mei 1943: Pasukan invasi Amerika dari 7th Infantry Division mendekati
sebuah lokasi pendaratan yang diberi nama sandi "Beach Red" yang
terletak di sebelah barat Teluk Holtz yang merupakan bagian dari Pulau
Attu yang dikuasai Jepang
23
Juni 1943: Pasukan tambahan US Army mendarat di pantai Attu, Alaska,
selama berlangsungnya invasi Amerika yang dimulai tanggal 11 Mei
sebelumnya demi mengusir Jepang dari Aleutian
6
Juli 1943: Di balik lembah Attu ini, dimana kabut tebal menutupi
puncak dari pegunungan, terletak jalan-jalan perlintasan menuju Teluk
Holtz dan Teluk Chichagof. Di foto ini pula kita bisa melihat di lembah
sebelah tengah kanan adalah lokasi pertahanan pasukan Jepang. Pulau
Attu adalah satu-satunya lokasi dalam Perang Dunia II dimana terjadinya
pertempuran darat di teritorial Amerika Serikat!
4
Juni 1943: Seorang Marinir yang terluka sedang diberikan transfusi
plasma oleh suster Mae Olson di dalam sebuah pesawat evakuasi yang
terbang di atas Guadalcanal (Kepulauan Solomon)
Agustus
1943: Ini adalah para prajurit Amerika yang terluka dan sedang
dimasukkan ke sebuah perahu pendarat yang akan membawa mereka keluar
dari Munda Point (Pulau New Georgia)
November
1943: Seorang prajurit Amerika yang terluka dalam invasi ke Teluk
Empress Augusta sedang dibawa keluar dari medan pertempuran dengan
menggunakan sebuah kapal transport yang dioperasikan oleh US Coast Guard
di lepas pantai Pulau Bougainville
11
September 1943: Setelah tiga hari nonstop bertempur di front terdepan
di Munda, para awak tank Marinir ini menyempatkan diri untuk mengaso
sekaligus mengistirahatkan senapan mesin mereka yang sudah kepanasan.
Wajar saja, karena peleton tempat mereka bergabung telah menyikat habis
30 lubang pertahanan Jepang di pertempuran yang baru lewat! Dari kiri
ke kanan: Pfc. Arnold McKenzie, Los Angeles, Calif.; Joseph Lodico,
Sharon, Mass.; Pvt. Noel M. Billups, Columbus Ohio; dan Staff Sgt.
Douglas Ayres, Los Angeles
2
November 1943: Sebuah bomber B-25 dari U.S. Army 5th Air Force
membombardir sebuah kapal Jepang di Pelabuhan Rabaul (New Britain)
selama berlangsungnya serangan udara terhadap pangkalan Angkatan Laut
Jepang terkuat di Papua tersebut
November
1943: Salah satu foto yang diambil saat invasi pasukan Amerika ke
Teluk Empress Augusta yang berada di Bougainville memperlihatkan
prajurit-prajurit Amerika yang turun dari kapal transport yang
dioperasikan US Coast Guard dan lalu naik perahu pendarat yang akan
membawa mereka ke daratan
11
November 1943: Sebuah kapal suplai, salah satu dari dua kapal Jepang
yang mampu bertahan dari serangan-serangan udara Amerika, meledak di
Pelabuhan Rangoon (tengah) setelah telak terkena bom yang dikirimkan
oleh sebuah pesawat dari Tenth US Air Force. Tidak hanya kapal itu yang
menjadi korban, fasilitas-fasilitas lain dari pelabuhan pun ikut di bom
juga, seperti tampak dari
20
November 1943: Pasukan dari 165th Infantry Division menyeberangi
pantai koral di Yellow Beach Two, Butaritari, selama berlangsungnya
serangan Amerika ke Atol (Pulau Karang Berbentuk Cincin) Makin di
Kepulauan Gilberts. Disini kita tidak bisa melihat, tapi yang jelas
aslinya para prajurit infanteri ini mendapat tembakan gencar dari
pasukan pertahanan Jepang yang berada di pantai sebelah kanan
11
November 1943: Para anggota transport tempur US Coast Guard mencoba
untuk berenang sambil bersenang-senang di bawah lambung kapal Jepang
yang teronggok di Kepulauan Solomon (dan setelahnya menjadi landmark!).
Kapal itu adalah Kinugawa Maru, yang ditinggalkan di pantai setelah
dibuat tak berfungsi oleh serangan Amerika
Desember
1943: Anggota suku Indian Navajo dari Barat Daya Amerika yang
bergabung di 158th Infantry Division mengenakan pakaian tradisional
mereka (yang biasa digunakan di acara-acara kesukuan) sambil difoto di
sebuah pantai di Kepulauan Solomon demi memperingati Natal tahun 1943.
Mereka, dari kiri ke kanan: Pfc. Dale Winney, Gallup, N.M; Pvt. Perry
Toney, Holbrook, Ariz.; Pfc. Joe Gishi, Holbrook; dan Pfc. Joe Taraha,
Gallup
26
Desember 1943: Marinir Amerika terlihat dari atas LST saat mereka
bergegas menuju ke pantai dalam invasi ke Cape Gloucester di New Britain
(New Guinea)
26
Desember 1943: Marinir Amerika berbaris di pantai setelah keluar dari
enam buah perahu pendarat di Cape Gloucester yang terletak di pantai
sebelah barat laut Pulau New Britain, New Guinea. Pihak Sekutu mencoba
untuk melakukan invasi besarnya yang kedua dalam usahanya untuk merebut
pangkalan udara utama Jepang yang terletak di Rabaul, barat daya pulau
tersebut
Januari
1944: Marinir Amerika dengan susah payah membawa senjata dan amunisi
mereka melintasi wilayah hutan yang kini telah basah dan berlumpur
akibat hujan tanpa henti di Cape Gloucester (Pulau New Britain)
Januari
1944: Marinir Amerika keluar dari mulut sebuah LST yang dioperasikan
oleh US Coast Guard selama berlangsungnya invasi ke Pulau New Britain di
Cape Gloucester
Januari
1944: Para Raider Marinir ini, yang telah meraih reputasi sebagai
penempur hutan jempolan, berpose di depan sebuah lokasi pertahanan
Jepang yang baru saja direbut di Cape Totkina (Bougainville)
23
Februari 1944: Captain Carter (di tengah atas sambil memegang peta)
mendeskripsikan rencana pendaratan amfibi ke Arawe (New Britain) bersama
dengan anak buahnya di sebuah kapal pengangkut pasukan
Februari
1944: Seorang Marinir yang terluka mendapatkan perawatan dari korps
medis Angkatan Laut di sebuah depot pertolongan pertama yang terletak di
hutan belantara di belakang garis pertempuran di Pulau New Britain,
New Guinea, dalam pertempuran sengit untuk memperebutkan landasan udara
Jepang yang strategis di Cape Gloucester
Mei
1944: Gelombang pertama pasukan infanteri Amerika meninggalkan perahu
Higgins mereka dan bergegas menuju ke pantai selama berlangsungnya
invasi di Pulau Wakde (New Guinea belanda alias Papua)
Maret
1944: Ratusan foto gadis-gadis pin-up dan artis terkenal yang diambil
dari majalah memenuhi seantero dinding ruangan awak bomber Amerika ini,
yang terletak di Pulau Adak di Aleutian (Alaska)
Maret
1944: Dengan berlindung di balik tank, prajurit infanteri Amerika
berusaha mengamankan posisi mereka di Bougainville (Kepulauan Solomon)
setelah pasukan Jepang menginfiltrasi garis pertahanan mereka di malam
sebelumnya
Juni
1944: Marinir Amerika bergerak dengan merangkak di tengah tembakan
gencar pasukan pertahanan Jepang dalam pertempuran di Saipan di
Kepulauan Mariana
Juni 1944: Sebuah pesawat pembom Jepang tertembak jatuh ketika mencoba menyerang USS Kitkun Bay di dekat Kepulauan Mariana
Juni
1944: Dua orang Marinir tampak merangkak menuju tempat tujuan yang
telah ditentukan di bawah serangan senapan mesin Jepang di pantai
Saipan (kepulauan Mariana)
Juli
1944: Konvoy panjang dari LSI yang terdiri dari LST pengangkut pasukan
dan peralatan perang berat milik US Coast Goard tampak di perairan
Wake dalam perjalanan menuju ke Cape Sansapor, New Guinea
Juli
1944: Marinir menjauh dari lubang perlindungan Jepang setelah
menghancurkannya dengan bahan peledak selama berlangsungnya invasi ke
Pulau Saipan
Juli 1944: Pasukan cadangan dari US Army keluar dari LST yang membawa mereka ke pantai karang Saipan di Kepulauan Mariana
27
Juli 1944: Ledakan-ledakan flak memenuhi udara saat unit-unit anti
serangan udara Amerika memerangi pesawat-pesawat Jepang dalam
pertempuran di Pulau Saipan (kepulauan Mariana)
10
Maret 1945: Pasukan Amerika yang diterjunkan ke Perang Pasifik demi
memerangi Jepang harus menghadapi kenyataan pahit dimana mereka masih
harus sibuk membersihkan sarang-sarang pertahanan Jepang lama setelah
pasukan utamanya menyerah atau menghilang! Guam secara resmi dinyatakan
bersih dari Jepang tanggal 12 Agustus 1944, tapi sebagian dari pulau
itu masih tetap berbahaya setengah tahun kemudian! Di foto ini kita
bisa melihat patroli Marinir yang melintasi mayat sniper Jepang yang
baru saja dihabisi. Marinir-marinir ini kemungkinan besar berasal dari
Fifty-second Defense Battalion, salah satu dari dua unit marinir yang
anggotanya berkulit hitam yang dikirim ke medan Pasifik
24
Agustus 1944: Pesawat-pesawat Curtiss "Helldiver" dari Fast Carrier
Task Force 58 difoto di udara dalam penyerbuan ke pulau Saipan yang
diduduki Jepang
13
September 1944: Pelabuhan Cebu (yang dikuasai Jepang) mendapat
serangan dari pesawat-pesawat yang dilepaskan oleh kapal induk Amerika
di Pulau Cebu (Filipina)
20 Oktober 1944: Pasukan Amerika bergegas menyeberangi pantai menuju ke daratan dalam invasi amfibi ke Pulau Leyte (Filipina)
November
1944: Prajurit-prajurit Amerika mencoba berlindung dari tembakan
gencar senapan mesin Jepang dalam gelombang pertama serangan Amerika ke
Pulau Leyte dalam usaha merebut kembali Filipina dari tangan Jepang
20
Oktober 1944: Jenderal Douglas MacArthur (tengah) sudah tidak sabar
untuk menginjakkan kakinya kembali di pantai Filipina dalam operasi
pendaratan di Leyte demi menepati sumpahnya yang terkenal, "I shall
return". Tepat di belakangnya (helm baja) adalah Sergio Osmena, Presiden
Filipina di pembuangan, sementara orang nomor tiga dari kanan adalah
Letjen Richard K. Sutherland, kepala staff MacArthur
November
1944: Sebuah tank penyembur api milik US Marine menyerang sebuah
bunker pertahanan Jepang dalam pertempuran di Saipan (Kepulauan
Mariana)
12
November 1944: Anggota medis sedang merawat rekan seperjuangannya yang
terluka di unit bedah portabel selama berlangsungnya gerak maju 36th
Division menuju Pinwe (Birma)
November
1944: Para anggota awak darat di landasan udara Amerika di Saipan
(Kepulauan Mariana) mempersiapkan bom-bom di rak khusus yang akan
dimasukkan ke pesawat pembom B-29 Superfortress yang sedang menunggu di
belakang
November
1944: Barisan LST (Landing Ship Tank) Amerika terlihat dari udara saat
mereka sibuk "memuntahkan" peralatan militer ke pantai di Pulau Leyte,
Filipina, guna mendukung pasukan invasi yang mendarat sebelumnya
November
1944: Dua buah kapal pendarat milik US Coast Guard membuka lebar-lebar
"rahangnya" saat para prajurit sibuk membuat sebuah pelabuhan darurat
yang terbuat dari karung pasir di Pulau Leyte (Filipina)
25
November 1944: Pasukan pemadam kebakaran hampir-hampir tak terlihat
tertutupi oleh asap saat mereka sibuk mengarahkan selang airnya ke
banyak kebakaran kecil di atas kapal pengangkut pesawat Amerika USS
Intrepid yang diakibatkan oleh serangan sebuah pesawat bunuh diri Jepang
(Kamikaze)
25
November 1944: Para pelaut yang terluka mendapatkan perawatan di dek
USS Intrepid tak lama setelah pesawat bunuh diri jepang menghantamkan
dirinya di kapal pengangkut pesawat Amerika tersebut ketika sedang
berlayar di lepas pantai Luzon (Filipina)
26
November 1944: Upacara penguburan laut yang diselenggarakan di atas
USS Intrepid untuk para awak kapal yang kehilangan nyawanya setelah
kapal pengangkut pesawat Amerika tersebut dihantam oleh pilot bunuh
diri Jepang saat beroperasi di lepas pantai Luzon, Filipina. 16 orang
tercatat tewas dalam serangan Kamikaze itu
12
Desember 1944: Setelah terkena tembakan dalam misi pengeboman ke
Jepang, sebuah pesawat B-29 Superfortress meledak hebat saat mendarat
di Pulau Saipan sehingga menimbulkan bola api. Para awak bandara
berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang kemudian terjadi
Desember
1944: Prajurit-prajurit Amerika di landasan udara Saipan (bagian dari
kepulauan Mariana) sedang memperhatikan sebuah pesawat B-29
Superfortress tinggal landas untuk melaksanakan misi pengeboman di
daratan Jepang
Februari
1945: Pasukan terjun payung Amerika dari 503rd Paratroop Regiment
mendarat di Corregidor, sebuah pulau berbatu yang terletak secara
strategis di pintu masuk Teluk Manila di Pulau Luzon (Filipina)
13
Februari 1945: Dua orang prajurit infanteri "Yankee", dari 37th
Infantry Division Amerika yang kenyang makan asam garam perang,
berusaha untuk melewati rintangan kawat berduri yang dipasang Jepang
selama berlangsungnya pertempuran sengit di jalan-jalan kota Manila
(Filipina)
Februari
1945: Amtrac-Amtrac milik Amerika terjebak dalam pasir pantai Iwo Jima
dalam invasi Amerika atas pulau Jepang tersebut. Di latar belakang
tampak unit-unit Marinir dan Coast Guard sedang sibuk mempersiapkan pos
komando, jaringan komunikasi dan rumah sakit "bawah tanah" sementara
pasukan penyerbu sibuk menjauhkan musuh dari wilayah pantai
19
Februari 1945: Pendaratan pertama pasukan Amerika di pantai Iwo Jima
dengan Gunung Suribachi tampak di latar belakang. Kali ini Amerika
menemui lawan yang sepadan, dan di ajang inilah satu-satunya medan
pertempuran di Pasifik dimana korban di pihak Amerika lebih besar
dibandingkan dengan korban di pihak Jepang!
Februari 1945: Traktor-traktor amfibi bergerak menuju pantai Iwo Jima
Februari
1945: Sepasang kaki bersepatu milik tentara Jepang yang telah mati
tampak menyembul keluar dari sebuah gundukan pasir Iwo Jima selama
berlangsungnya serangan Marinir Amerika atas pulau tersebut
19
Februari 1945: Marinir Amerika bergegas keluar dari perahu pendarat
dan langsung menyerbu ke arah pantai Iwo Jima dalam fase pertama
serangan Amerika ke pulau volkanik tandus tersebut
19
Februari 1945: Marinir dari 4th Marine Division bergerak maju
melintasi pantai Iwo Jima, pulau volkanik Jepang. Seorang Marinir yang
telah mati terbujur kaki di kanan depan sementara Gunung Suribachi
tampak di latar belakang. Gunung tandus ini telah dirubah menjadi
benteng kokoh oleh jepang atas perintah jenderal Tadamichi Kuribayashi,
komandan pasukan Jepang di Iwo Jima
19
Februari 1945: Marinir Amerika dari 5th Marine Division merangkak
sedikit demi sedikit di atas hamparan pasir di Red Beach No.1 menuju
Gunung Suribachi, sementara asap tebal pertempuran menggantung di atas
mereka dalam fase pertama pendaratan pasukan Amerika di Iwo Jima
23
Februari 1945: Marinir Amerika dari 28th Regiment (5th Marine
Division) mengibarkan bendera Amerika di puncak Gunung Suribachi, Iwo
Jima. Tak diragukan lagi, inilah salah satu foto paling dikenang dari
Perang Dunia II, khususnya medan Pasifik!
25
Februari 1945: Unit medis membawa Marinir yang terluka ke perahu
evakuasi yang mendarat di pantai Iwo Jima, sementara Marinir lainnya
sedang beristirahat setelah pertempuran brutal dan berdarah-darah di
pulau tersebut
28
Februari 1945: Seorang marinir, yang terluka saat tembakan pasukan
pertahanan Jepang menghantam Amtrac-nya, sedang dipindahkan oleh para
anggota Coast Guard ke sebuah kapal pendarat di lepas pantai Iwo Jima
(yang dipenuhi asap tebal pertempuran). Setelah menurunkan sepasukan
penuh Marinir di pantai, unit-unit Coast Guard cepat-cepat balik kembali
dengan Amtrac ke lautan lepas sambil membawa korban yang terluka untuk
kemudian dimasukkan ke LST yang diubah fungsinya menjadi kapal rumah
sakit. Berhubung letak Iwo Jima hanya 750 km dari Tokyo, Jepang
mempertahankan pulau ini mati-matian dan membuatnya menjadi benteng yang
sulit ditembus pasukan Amerika
Maret
1945: Marinir Amerika menyiapkan lubang kuburan untuk rekan-rekan
mereka dari 3rd dan 4th Marine Division yang gugur dalam Pertempuran di
Iwo Jima
16
Maret 1945: Seorang Marinir Amerika mendekati seorang tentara Jepang
di Iwo Jima saat pertempuran sedang sengit berkecamuk di pulau
tersebut. Si tentara Jepang telah sengaja menguburkan diri sendiri di
lubang bekas ledakan selama satu setengah hari dan berpura-pura mati
sambil menggenggam sebuah granat aktif di tangannya. Para Marinir telah
berhasil melepaskan granat tersebut dari dirinya, tapi takut si Jepang
masih mempunyai jebakan lain di tubuhnya. Setelah si Jepang berjanji
tidak akan melawan, barulah dia dikeluarkan dari posisinya setelah
sebelumnya dikasih rokok cap "Gentong" terlebih dahulu
April
1945: Ini adalah deretan kuburan para prajurit Marinir dari 3rd dan
4th Marine Division yang tewas dalam Pertempuran Iwo Jima. Kompleks
pemakaman ini terletak di dekat pantai tempat dimana pasukan marinir
pertama mendarat di pulau tersebut. Di latar belakang kita bisa melihat
bendera Amerika yang dikibarkan setengah tiang. Bukan, bukan untuk
menghormati para prajurit yang gugur demi membela negaranya tersebut,
melainkan sebagai penghormatan atas presiden Amerika Franklin Delano
Roosevelt yang baru saja meninggal dunia di Warm Springs, Georgia,
tanggal 12 April sebelumnya!
9
Juli 1945: Sebuah pesawat pembom B-28 terbakar dengan hebat tak lama
setelah mendarat darurat di Iwo Jiwa dalam perjalanan pulang setelah
serangan udara di daratan Jepang. Sumber Unit Udara Angkatan Darat
Amerika (dalam Perang Dunia II Amerika belum punya Angkatan Udara,
begitupun musuh bebuyutannya Jepang!) menyebutkan bahwa pesawat
tersebut mendapat tembakan hebat, tapi kebakaran yang timbul
diakibatkan semata oleh kerusakan sistem hidrolik yang menyebabkan rem
terkunci dan pendaratan darurat!
21
April 1945: sebuah pesawat pembom B-29 "Superfortress" teronggok di
kubangan lumpur tak lama setelah mendarat darurat dengan hanya dua mesin
di Iwo Jima. Pesawat tersebut rusak dalam serangan udara Amerika di
atas Tokyo
Maret
1945: Pesawat-pesawat penyerbu malam Jepang mendapat sambutan "hangat"
dari senjata-senjata anti serangan udara Amerika milik US Marine di
landasan udara Yontan (Okinawa). Di latar depan kita bisa melihat siluet
deretan pesawat tempur Marine Corsair dari skuadron "Hells Belles"
19
Maret 1945: USS Santa Fe (kiri) berada di sebelah kapal pengangkut
pesawat USS Franklin yang limbung dan terbakar setelah dihantam serangan
pesawat-pesawat pembom tukik Jepang selama berlangsungnya pendaratan
pasukan Amerika di luar pantai Honshu (jepang)
13
April 1945: Terletak 350 mil dari daratan Jepang, pasukan penyerbu
Amerika mendarat di pantai Okinawa. Dalam foto ini kita bisa melihat
sejauh mata memandang yang ada hanyalah kapal-kapal Amerika dari
berbagai jenis dan ukuran, sementara di darat sendiri telah dikumpulkan
suplai perbekalan dan amunisi untuk pasukan yang bertempur lebih
menjorok ke dalam
11
Mei 1945: Ketika sedang bertugas mendukung pendaratan pasukan Amerika
di Okinawa, USS Bunker Hill terkena serangan bunuh diri dua pesawat
Kamikaze Jepang sehingga mengakibatkan kebakaran hebat dan kerusakan
parah. Tercatat dalam peristiwa yang terjadi di pantai Kyushu (Jepang)
ini, 372 orang awak kapal tewas dan 264 orang lainnya luka-luka!
Juli
1945: Pasukan Australia bergegas menuju ke darat dalam gelombang
pertama serangan Sekutu untuk merebut kembali Balikpapan di pantai
tenggara Kalimantan yang kaya minyak. Orang yang berdiri di atas LST
sambil sibuk merekam dengan kameranya adalah fotografer perang Coast
Guard bernama James L. Lonergan, yang bertugas untuk mendokumentasikan
peristiwa tersebut
6
Agustus 1945: Foto yang diambil dari kota Yoshiura yang terletak di
kaki gunung sebelah utara Hiroshima ini memperlihatkan asap tebal
membumbung tinggi yang merupakan hasil dari bom atom yang diledakkan di
Hiroshima. Foto ini sendiri merupakan kepunyaan dari seorang insinyur
Australia yang bertugas di Kure, Jepang. Perhatikan titik-titik radiasi
yang berasal dari negatif film yang diakibatkan dari meledaknya bom-A
tersebut, yang hampir saja merusakkan foto berharga ini!
6
Agustus 1945: Para korban ledakan jepang menunggu untuk menerima
pertolongan pertama di wilayah bagian selatan Hiroshima, beberapa jam
setelah bom atom Amerika meledak di jantung kota tersebut. Ledakan
A-bomb pertama ini (yang dinamakan "Little Boy") langsung menewaskan
66.000 orang dan melukai 69.000 orang lainnya. banyak di antara yang
terluka itu kemudian menyusul meregang nyawa
9
Agustus 1945: Asap raksasa berbentuk jamur berketinggian ribuan kaki
tampak di atas kota Nagasaki sesaat setelah kota tersebut
diluluhlantakkan oleh bom atom yang dibawa oleh pesawat pembom B-29
milik Amerika Serikat. Ledakan tersebut secara instan menewaskan 70.000
orang, dengan ribuan orang lainnya nanti menyusul pergi ke alam baka
akibat dari efek radiasi yang mereka derita. Bom ini dijatuhkan tiga
hari setelah Amerika menghantam kota Hiroshima dengan bom yang sama
berbentuk berbeda. Serangan ini sekaligus menghentikan niat Jepang untuk
berperang sampai modar, dan mereka pun kemudian menyerah
9
Agustus 1945: Pinggiran bukit yang berundak-undak di wilayah pinggiran
tak mampu menyelamatkan kota Nagasaki dari daya rusak luar biasa yang
diakibatkan oleh bom atom. Kota tersebut hampir seluruhnya hancur, dan
hanya beberapa rumah disana dan disini yang masih berdiri
10
Agustus 1945: Sebuah panah besar menandai lokasi persis dimana bom
atom jatuh di kota Nagasaki, Jepang. Kita bisa melihat bahwa di foto
ini kebanyakan wilayah sekitar masih kosong melompong dan pohon-pohon
di latar belakang pun tetap meranggas dan gosong, Hanya sedikit saja
pembangunan kembali dilakukan, di luar dari beberapa gubuk kayu yang
dibangun seadanya oleh penduduk sekitar yang dibuat sebagai tempat
tinggal
3
September 1945: Wilayah yang rata dengan hanya sedikit bangunan
berdiri ini adalah apa yang tersisa dari kota Hiroshima, Jepang,
setelah bom atom pertama diledakkan
14
Agustus 1945: Seorang pelaut dan perawat saling berciuman begitu
hotnya di Times Square yang terletak di Manhattan, saat kota New York
merayakan berakhirnya Perang Dunia Kedua. Perayaan tersebut digelar
menyusul pernyataan resmi bahwa Jepang telah menyetujui butir-butir
perjanjian Potsdam dan menyerah kalah
14
Agustus 1945: Perayaan meriah orang-orang Amerika keturunan Italia
yang mengibar-ngibarkan bendera dan potongan kertas saat mereka
merayakan penyerahan tanpa syarat Jepang di rumah mereka di kota New
York
2
September 1945: Pesawat-pesawat tempur F4U dan F6F terbang dalam
formasi yang teratur di atas USS Missouri, saat berlangsungnya upacara
penyerahan yang menandai berakhirnya Perang Dunia II di atas kapal
perang milik US Navy tersebut
2
September 1945: Para penonton, pengamat dan koresponden dari seluruh
dunia tumplek blek mencari posisi yang strategis demi bisa melihat
upacara penyerahan yang menandai berakhirnya Perang Dunia II di atas dek
kapal USS Missouri yang berlabuh di Teluk Tokyo
2
September 1945: Jenderal Douglas MacArthur menandatangani
dokumen-dokumen penyerahan Jepang di atas USS Missouri yang berlabuh di
Teluk Tokyo. Di belakang MacArthur berdiri Letnan Jenderal Amerika
Jonathan Wainwright (kiri depan) yang menyerahkan Bataan ke tangan
Jepang, dan Letnan Jenderal Inggris Arthur Ernest Percival (kanan
belakang) yang menyerahkan Singapura ke tangan Jepang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar