SELAMAT DATANG DI BLOG BALTICS REBORN

ROKET

Roket V-2, Penginspirasi Roket Modern

Replika roket V-2 di musium Peenemünde

Untuk foto-foto roket V-1 dan V-2 bisa dilihat DISINI


Roket V-2 (bahasa Jerman: Vergeltungswaffe 2) adalah peluru kendali balistik buatan manusia pertama yang bisa mencapai titik sub-orbital di luar angkasa. Roket ini telah menginspirasi berbagai roket modern termasuk roket Saturn V yang dipergunakan dalam perjalanan ke bulan. Lebih dari 3,000 buah roket tipe ini diluncurkan sebagai senjata oleh militer Jerman untuk membidik sasaran dari pasukan Sekutu dalam Perang Dunia Kedua, yang mengakibatkan kematian lebih dari 7,250 dari pihak militer dan penduduk sipil, sedangkan tidak kurang dari 20,000 orang menemui ajalnya di Mittelbau-Dora selama proses pembuatannya.

Mengikuti suksesnya di desa Kummesdorf dengan dua roket seri Aggregate, Wernher von Braun dan Walter Riedel mulai memikirkan rancangan roket yang jauh lebih besar pada musim panas 1936 dengan dasar sebuah mesin yang diprojeksikan memiliki gaya dorong 25 metrik ton. Proyek A-4 ditunda setelah test stabilitas aerodinamis model A-3 pada tahun 1936 memberikan hasil mengecewakan, von Braun memberi perincian perfomance A-4 pada tahun 1937, dan desain dan konstruksi A-4 dilaksanakan sekitar tahun 1938-1939.

Pada tanggal 28-30 September 1939, Konferensi Der Tag der Weisheit (hari kebijakan) diadakan di Peenemunde untuk memulai pembiayaan riset universitas untuk memecahkan masalah keroketan. Pada ahir 1940, Pusat Riset Angkatan dara di Peenemünde berhasil memecahkan teknology inti yang erat dengan suksesnya tipe A-4. Teknologi itu adalah mesin roket besar berbahan bakar cair, aerodinamika supersonik, gyroscopic guidance dan sirip pengontrol semburan jet. Pada saat itu, Hitler tidaklah terlalu terpesona dengan V-2, ia menunjukan bahwa roket V-2 hanyalah sebuah peluru artileri yang memiliki jarak lebih jauh dan harga yang jau lebih tinggi!

Pada awal September 1943, von Braun menjanjikan Komisi Pengeboman JarakJauh bahwa pengembangan A-4 telak selesai, tetapi kenyataannya sampai pertengahan 1944, daftar komponen A-4 yang lengkap belum siap. Hitler kemungkinan masih tetap tidak terpesona dengan kemampuan senjata itu tetapi mengagumi dedikasi tim pengembang V-2, dan Hitler juga memerlukan sebuah "wonder weapon" (senjata yang menakjubkan) untuk menjata moral bangsa Jerman. Hitler menyetujui implementasi jumlah besar senjata V-2.

Pada saat peluncuran tipe A-4 meluncurkan diri dengan tenaganya sendiri sepanjang 65 detik dan sebuah motor program mengontrol sudut hidung pada derajat yang ditentukan saat mesin dimatikan, yang kemudian roket ini melanjukan penerbangan dengan trajektor jatuh-bebas (free fall). Roket ini mencapai ketinggian 80 km sebelum mesin dimatikan.

Pompa bahan bakar dan bahan oksidasi ditenagai oleh turbin uap,yang uapnya dihasilkan oleh pencampuran Hidroken peroksida dan katalist potasium permanganate. Tanki alkohol dan tanki oksigen, keduanya terbuat dari aloi magnesium-aluminium.

Reaksi di ruang pembakaran mencapai 2500−2700 °C. Bahan bakar air-alkohol dipompa melalui ruang berdinding dua dari ruang pembakaran utama (bagian bawah). Ini mendinginkan dinding ruang pembakar utama dan memanasi bahan bakar (regenerative cooling). Bahan bakar kemudian dipompa kedalam ruang bakar utama melalui 1.224 nossel, yang memastikan ketepatan campuran alkohol dan oksigen selama pembakaran. Lubang-lubang kecil juga memperbolehkan sebagian alkohol masuk ke dalam ruang bakar membentuk lapisan tipis (boundary layer) dingin yang melindungi dinding ruang pembakar, terutama pada leher bagian sempit dari ruang. Lapisan tipis (boundary layer) alkohol ini menyala jika membuat kontak dengan atmosfer, yang menghasilkan ekor jet api yang panjang dan lembut (difuse) (mesin desain akhir setelah V-2 tidak menggunakan effek alkohol tipis untuk mendinginkan dinding dan memperlihatkan ekor berpola "shock diamond")

V-2 diarahkan dengan menggunakan empat sirip ekor dan empat kipas terbuat dari grafit pada bagian akhir motor roket. LEV-3 guidance system (sistem kontrol) terdiri dari dua giroskop bebas (horisontal dan vertikal) untuk stabilisasi lateral dan sebuah giroskop akselerometer yang disambung ke elektrolitik integrator (mesin dimatikan saat lapisan perak tipis habis terelektrolisa pada sisi dasar yang berkonduksitasi rendah). Beberapa model akhir V-2 memakai "sinar penuntun" (signal radio yang dipancarkan dari tanah) untuk bernavigasi ke arah target, tetapi mode-model awal menggunakan komputer analog sederhana yang mengontrol azimuth roket, jarak terbang dikontrol melalui jumlah waktu sampai mesin dimatikan, dan "Brennschluss", pengontrolan dari darat dengan menggunakan sistem doppler atau berbagai akselerometer integrasi di dalam roket. Roket kemudian berhenti menambah kecepatan set dan mencapai titik terbang tertinggi (kira-kra berbentuk parabola)

Cat luar dari V-2 yang dioperasikan kebanyakan kamuflase berpola dengan beberapa variasi, tetapi pada akhir perang roket yang berwarna hijau tua polos juga dipakai. Saat test, roket diwarnai dengan pola kotak-kotak hitam putih yang khas, yang membantu menunjukkan kalau roket menggulir pada poros longitudinal.

Tipe: single stage ballistic missile (area bombing)
Negara asal: Nazi Jerman
Masa penggunaan: 8 September 1944–19 September 1952
Digunakan oleh: Nazi Jerman, Amerika Serikat (pasca perang) dan Uni Soviet (pasca perang)i
Produsen: Mittelwerk GmbH (pengembangan oleh Pusat Penelitian AD Peenemünde)
Biaya produksi: 100.000 RM Januari 1944, 50.000 RM Maret 1945
Diproduksi: 16 Maret 1942

Spesifikasi
Berat: 12.500 kg (28,000 lb)
Panjang: 1.400 m (4,600 kaki)(14 m)
Diameter: 165 m (540 kaki)
Hulu ledak: 980 kg (2,200 lb) Amatol
Wingspan: 356 m (1,170 kaki)
Bahan bakar: 3.810 kg (8,400 lb) dari 75% ethanol dan 25% air + 4.910 kg (10,800 lb) oksigen cair
Daya jelajah: 320 km (200 mil)
Ketinggian terbang: 88 km (55 mil) ketinggian maksium dalam lintasan jarak jauh, 206 km (128 mil) ketinggian maksimum bila diluncurkan secara vertikal.
Kecepatan maksimum: 1.600 m/s (5,200 ft/s); saat tumbukan 800 m/s (2,600 ft/s)
Sistem penuntun: Giroskop sebagai pengendali ketinggian, akselerometer giroskopik tipe bandul Müller untuk penghentian mesin di kebanyakan roket yang diproduksi (10% roket Mittelwerk digunakan sebagai balok penuntun saat penghentian mesin)
Alat peluncur: Mobile (Meillerwagen)


Sumber :
www.id.wikipedia.org

Silbervogel, Pesawat Futuristik Yang Dapat Membombardir Amerika Serikat!

Ilmuwan Jerman Dr. Eugen Sänger sedang menerangkan tentang metode skip-flight dari roket yang diciptakannya dalam kunjungannya ke Amerika Serikat bulan Februari 1955. Di sebelahnya adalah istri tercintanya


Gambaran seniman tentang Silbervogel di stratosfer bumi


Prototipe Silbervogel untuk pengujian di terowongan udara


Oleh : Muhammad Danis

Pada bulan Juni 1935 dan Februari 1936, Dr. Eugen Sänger menerbitkan artikel tentang pesawat bermesin roket yang di publikasikan oleh Flug, majalah penerbangan dari Austria. Hal ini menyebabkan dirinya diminta oleh Komando Tinggi Jerman untuk membangun sebuah lembaga kedirgantaraan yang melakukan penelitian rahasia di Trauen untuk meneliti dan membangun sebuah pesawat dengan konsep yang sama yang dinamakan dengan "Silbervogel" (Burung Perak). Pesawat itu berawak, dan mempunyai sayap yang bisa mencapai orbit bumi! Dr. Sänger telah bekerja dengan konsep ini selama beberapa tahun, dan bahkan ia telah mulai mengembangkan bahan bakar cair untuk mesin roket. Dari 1930 sampai 1935, ia telah menyempurnakan (melalui pengujian statis yang tak terhitung) mesin roket yang berbahan bakar cair yang dapat didinginkan oleh bahan bakar sendiri, yang beredar di sekitar ruang pembakaran. Mesin ini menghasilkan kecepatan 3048 meter/detik (10.000 kaki / detik), dibandingkan dengan V-2 roket dengan kecepatan yang "hanya" 6.560 kaki/detik. Dr. Sänger, bersama dengan para staffnya, terus bekerja di Trauen untuk mengembangkan "Silbervogel" di bawah program yang dirahasiakan.

Pesawat yang dijuluki dengan Amerika Bomber (atau Orbital Bomber, antipodal Bomber atau Atmosfer Skipper) dirancang untuk mempunyai kecepatan supersonik, penerbangan sampai stratosfer. Pesawat berbadan rata, yang membantu menciptakan daya angkat dan bersayap pendek dan berbentuk baji. Ada permukaan ekor horizontal terletak di ujung belakang pesawat, yang memiliki sirip kecil di setiap ujungnya. bahan bakar disimpan dalam dua tangki besar, sementara tangki Oksigen terletak satu di sisi pesawat. Ada mesin roket yang beratnya 100 ton dipasang di bagian belakang pesawat, dan diapit oleh dua mesin roket tambahan. Pilot duduk di kokpit pesawat yang bertekanan di depan, dan tiga roda yang terletak dibawah itu cocok untuk mendarat . Sebuah tempat bom pusat diisi dengan satu bom dengan berat 3629 kg (8000 lb), dan tidak ada persenjataan defensif yang dipasang. Berat kosong adalah sekitar 9979 kg.

Hal yang menarik adalah bagaimana cara “Silbervogel” untuk terbang. Untuk terbang, “Silbervogel” Itu harus didorong dengan sebuah track mono trail dengan panjang 3 km (1.9 mil) dengan sebuah kereta luncur bertenaga roket yang dapat mendorong benda seberat 600 ton dalam waktu 11 detik! Setelah lepas landas pada sudut 30 derajat dan mencapai ketinggian 1,5 km, kecepatan 1850 km / jam (1.149 mph) akan tercapai. Pada titik ini, mesin roket utama akan dinyalakan selama 8 menit dan membakar 90 ton bahan bakar untuk menggerakkan "Silbervogel" untuk mencapai kecepatan maksimum 22.100 km / jam (13.724 mph) dan ketinggian lebih dari 145 km (90 mil), meskipun beberapa sumber mengatakan ketinggian maksimum yang dicapai adalah 280 km (174 mil). Pesawat mempercepat gerakan dan turun ke bawah karena tarikan gravitasi, kemudian akan memukul udara padat di sekitar 40 km (25 mil). Ini juga memiliki manfaat tambahan untuk pesawat agar melakukan pendinginan setelah mengalami pemanasan karena gesekan intens yang ditemui ketika udara padat tercapai. Pesawat akan melakukan gerakan melompat secara bertahap dan pesawat akan mendarat dengan sepeda roda tiga konvensional atau main landing gear, setelah berpegian sejauh 23.500 km (14.594 mil)!

Fasilitas uji akhir untuk uji mesin roket dengan skala penuh sedang dibangun ketika Rusia diserbu pada bulan Juni 1941. Semua program futuristik tersebut dibatalkan. Dr. Sänger terus bekerja pada desain ramjet untuk DFS (Balai Penelitian Luncur Jerman), dan membantu untuk merancang Skoda-Kauba Sk. Meskipun Luftwaffe melakukan yang terbaik untuk menghentikan Dr. Sänger dari penerbitan hasil penelitiannya, beberapa salinan hilang dan belum ditemukan dan membuat negara lain berupaya keras untuk mencuri salinan tersebut. Setelah perang, ia diminta untuk bekerja (bersama dengan matematikawan Irene Bredt) untuk Kementerian Udara Perancis. Ia bahkan hampir diculik oleh Stalin, yang begitu mengagumi hasil karyanya dan mengakui dengan terus terang bahwa ia memberi nilai 10 untuk Bomber Amerika yang diciptakan oleh Dr. Eugen Sänger!


Sumber :
www.456fis.org
www.aboutfacts.net
www.antifascistencyclopedia
www.life.com
www.luft46.com

Fieseler Fi 103R (Reichenberg), Versi "Bunuh Diri" Dari Bom Terbang V-1!

MXY-7-11 Ohka milik Jepang yang menjadi inspirasi Fieseler Fi 103


Pasukan Amerika menginspeksi Fieseler Fi 103R di bulan April 1945


Fieseler Fi 103R (Reichenberg) yang dirampas Inggris dari tangan Jerman tahun 1945


Oleh :Muhammad Danis

Bom Terbang ini dibuat untuk mendukung serangan bunuh diri yang dilakukan oleh Skuadron Leonidas pada masa Third Reich. Relawan dilatih di glider biasa untuk memberi mereka nuansa penerbangan tanpa mesin, kemudian berlanjut ke pesawat khusus dengan sayap diperpendek yang dapat menyelam dengan kecepatan hingga 300 kilometer per jam (190 mph). Setelah ini, mereka berkembang dengan kontrol ganda R-II.

Pelatihan dimulai pada R-I dan R-II dengan hasil cukup memuaskan dimana mereka mampu mendarat kembali meskipun dengan susah payah. Pesawat ditangani dengan baik, dan diperkirakan bahwa Skuadron Leonidas akan segera menggunakan mesin. Albert Speer menulis kepada Hitler pada 28 Juli 1944 dan mengatakan bahwa dia menentang pemborosan laki-laki dan mesin untuk menghadapi Sekutu di Perancis dan menyarankan akan lebih baik untuk menggunakan mereka untuk menghancukan pembangkit listrik Rusia.

Penerbangan Test
Penerbangan nyata pertama dilakukan pada bulan September 1944 di Larz, dimana Reichenberg dijatuhkan dari Heinkel 111. Namun, kemudian bom terbang itu jatuh setelah pilot kehilangan kontrol ketika ia membuang kanopi. Penerbangan kedua pada hari berikutnya juga berakhir dengan kecelakaan, sementara tes penerbangan berikutnya dilakukan dengan pilot penguji Heinz Kensche dan Hanna Reitsch. Reitsch sendiri mengalami beberapa crash-landing, meskipun ia berhasil selamat tanpa cedera! Pada tanggal 5 November 1944 dalam penerbangan uji kedua R-III, sayap jatuh karena getaran dan Heinz Kensche berhasil membuka parasut untuk menyelamatkan diri, meskipun dengan beberapa kesulitan karena ruang kokpit yang sempit.

Pembatalan
Ketika Werner Baumbach diangkat sebagai komandan KG 200 yang misterius pada bulan Oktober 1944, ia ditugasi untuk membentuk unit yang berkekuatan beberapa Reichenberg untuk mendukung proyek Mistel. Dia dan Speer akhirnya bertemu dengan Hitler pada tanggal 15 Maret 1945 dan berhasil meyakinkan bahwa misi bunuh diri bukan bagian dari tradisi prajurit Jerman, dan kemudian hari itu pula Baumbach memerintahkan unit Reichenberg harus dibubarkan.

Varian :
• R-1 - glider dasar tanpa mesin satu kursi.
• R-II - memiliki kokpit kedua dipasang di mana hulu ledak biasanya akan meledak.
• R-III - sebuah single seater, dengan asupan pulse jet dipasang untuk mensimulasikan penanganannya.
• R-IV - model operasi standar bertenaga.

Spesifikasi :
Karakteristik umum
* Kru: Satu
* Panjang: 8 m (26,24 ft)
* Lebar sayap: 5,72 m (18,76 ft)
* Tinggi: ()
* Berat terisi: 2.250 kg (£ 4960)
* Mesin: 1 × Argus Sebagai jet pulsa 014, 350 kgf (770 lbf)

Kinerja
* Kecepatan maksimum: 800 km / h (500 mph (dalam penerbangan diving))
* Kecepatan jelajah: 650 km / h (400 mph)
* Range: 330 km (205 mil)


Sumber :
www.3djuegos.com
www.en.wikipedia.org

Horten IX (Horten Ho 229/Gotha Go 229). Pesawat Terbang Siluman Pertama Dalam Sejarah!

Horten IX V1 sedang dibawa oleh truk penarik


Horten IX menjelang take-off dalam ujicoba yang dilakukan terhadapnya


Horten IX hasil rampasan dari Jerman dikeluarkan dari kereta yang membawanya


Gambar cut-out dari Horten IX


Lukisan 3 dimensi dari Horten buatan Géry Gueville


Beginilah mungkin kalau Horten IX mengudara. Begitu anggun dan elegan!


Diagram Go 229 (Horten IX) buatan Gothaer Wagonfabrik


Satu-satunya pesawat Horten Ho 229 V3 yang masih ada dan tersimpan di Smithsonian Institution's Garber Restoration Facility


Oleh : Alif Rafik Khan

Jujur saja, waktu pertama melihat foto dari pesawat 'berbentuk ajaib' Horny eh Horten Ho IX beberapa tahun yang lalu, pikiran saya adalah "Hmmm... satu lagi pesawat Luftwaffe yang hanya eksis di atas kertas". Perkiraan yang salah besar! Karena sebenarnyalah pesawat revolusioner di zamannya ini benar-benar telah dibangun dan diterbangkan oleh Jerman di masa perang! Jelas saja, fakta itu sudah cukup membuat pesawat ini menjadi special pake telor Beibeh!

Para sejarawan masih saling berbeda pendapat akan bagaimana sebutan paling afdol dari pesawat ini. Ada yang menamainya Horten IX, Horten Ho IX, Gotha Go 229, Horten Ho-229. Kalau bagi saya pribadi, pemanggilan Horten IX atau Ho IX lebih condong untuk tipe pengembangannya (glider-glider buatan Horten sebelumnya dinamai Horten I, II, III... dan seterusnya). Versi produksi resminya sendiri (yang dibuat oleh pabrik pesawat Gotha) dinamai Go 229, dan bukannya Ho 229.

Dua bersaudara Walter dan Reimar Horten adalah para pionir dalam pembuatan pesawat bersayap tanpa ekor, dan telah membangun secara berturut-turut pesawat-pesawat 'layar' tanpa mesin berbentuk indah dengan performa menakjubkan pada tahun 1936 s/d 1940, yang diikuti oleh sebuah contoh dengan dilengkapi dua mesin pendorong. Pengalaman mereka dalam membuat pesawat bersayap besar yang dapat terbang adalah sesuatu yang ajaib pada masa itu, dan merupakan satu-satunya di dunia. Pada tahun 1943 Walter Horten menyatakan ketertarikannya untuk membangun sebuah pesawat berkecepatan tinggi yang dibuat dari... kayu! Laporan dari perkembangan DFS 194 (kemudian dinamai Messerschmitt Me 163) yang dikepalai Profesor Lippisch makin meyakinkan Walter bahwa bahkan pesawat dari kayu dapat membawa mesin jet atau roket dan kemudian terbang. Pada tahun 1943 dia mengajukan gagasannya kepada Panglima Luftwaffe Reichsmarschall Hermann Göring, dan tanpa banyak cingcong proyek tersebut disetujui.

Prototipe pertama Horten IX V1 dibangun dengan berdasar pada rancangan layaknya glider. Pengerjaannya hanya makan waktu enam bulan, dan mendapat giliran uji terbang untuk pertama kalinya pada bulan Februari 1944 di Göppingen.

Bersamaan dengan uji terbang dari V1, sebuah prototipe kedua langsung dikembangkan pula. V2 ditenagai oleh dua buah turbojet. Rancangannya merupakan campuran dari berbagai tipe pesawat terdahulu, dan telah mendapat perbaikan disana-sini. Mesin yang digunakan adalah BMW 003 dan bukannya Jumo 004 seperti yang direncanakan semula. Roda depannya yang berukuran besar merupakan contekan dari roda ekor pesawat Heinkel He 177, sedangkan peralatan pendarat utamanya "dipinjam" dari Messerschmitt Bf 109 G.

Penerbangan pertama dilakukan di Oranienburg tanggal 2 Februari 1945. Pilot pengujinya adalah Erwin Ziller. Pesawat tersebut memperlihatkan hasil yang bagus, terutama dalam hal kualitas setirnya dengan hanya secuil instabilitas di bagian samping (yang sekarang merupakan kekurangan utama bagi pesawat-pesawat tak berekor modern). Penerbangan kedua sama suksesnya, meskipun roda pesawatnya rusak akibat parasut rem yang terkembang saat mendarat. Dua minggu kemudian, dalam penerbangan ketiga terjadilah bencana yang tidak diduga-duga. Ziller seperti biasanya tinggal landas dengan pesawatnya untuk melakukan uji coba lanjutan. Ketika ketinggian mencapai 800 m, salah satu mesinnya tiba-tiba ko'it. Sang pilot yang berpengalaman tidak langsung menjerit-jerit layaknya nenek-nenek mandi ketahuan diintip. Dia segera mendorong pesawatnya untuk meluncur ke bawah di ketinggian rendah untuk menolong menghidupkan kembali mesin yang ngadat. Secara mendadak di ketinggian 400 meter roda pesawatnya ngelepot (WTF?) kembali ke dalam. Akibatnya pesawat kehilangan kecepatannya dan tak bisa dikontrol. Erwin Ziller terbunuh ketika pesawat prototipenya menukik menabrak tanah dan hancur lebur.

Meskipun terjadi kemunduran akibat peristiwa kecelakaan ini, proyek tersebut tetap berlanjut dengan segala energi yang tersisa. Komponen prototipe yang masih ada segera dipindahkan ke Gothaer Wagonfabrik (Gotha) yang berada di Friedrichsrode. Pada bulan Maret 1945 proyek difokuskan kepada prototipe ketiga, yang diberi nama Go 229 V3. V3 berukuran lebih besar dibandingkan dengan kedua pendahulunya, dan bentuknya telah lebih disempurnakan lagi di beberapa tempat, yang dimaksudkan untuk menjadi contoh bagi seri pra-produksi pesawat tempur Go 229 A-0 yang telah dipesan oleh Luftwaffe sebanyak 20 buah. V3 ditenagai oleh mesin Jumo 004C, dan dapat membawa dua buah kanon MK108 30mm di pangkal sayapnya.

Tapi semuanya telah terlambat bagi Luftwaffe. Pasukan Amerika menduduki pabrik Gotha pada tanggal 14 April 1945 dan menemukan rezeki nomplok: sebuah prototipe V3 yang 90% selesai dikerjakan dan belum lagi diterbangkan. Empat lagi pesawat lainnya yaitu Go 229 V4, V5, V6 dan V7 hadir juga, dengan beberapa tahap penyelesaian. V4 dan V5 adalah prototipe dengan dua tempat duduk dan direncanakan sebagai versi pesawat tempur malam.

Tentu saja orang-orang Amerika tidak menyia-nyiakan penemuan ini, dan segera menggondol V3 balik ke negaranya. Para ilmuwan disana hanya bisa terbengong-bengong menyaksikan sudah begitu jauhnya kemajuan yang telah dicapai oleh seterunya dari Jerman. Dahsyatnya lagi, V3 masih dapat disaksikan sampai saat ini, tepatnya di NASM's Paul E. Garber Restoration, Preservation & Storage Facility yang berlokasi di Silver Hill, Maryland.

Spesifikasi Horten Ho 229A (V3) :
* Kru: 1 orang
* Panjang: 7,47 m (24 ft 6 in)
* Rentang Sayap: 16,76 m (55 ft)
* Tinggi: 2,81 m (9 ft 2 in)
* Bagian sayap: 50,20 m² (540.35 ft²)
* Berat kosong: 4.600 kg (10.141 lb)
* Berat terisi: 6.912 kg (15.238 lb)
* Berat maksimum tinggal landas: 8.100 kg (17.857 lb)
* Mesin: 2 buah Junkers Jumo 004B turbojet, 8,7 kN (1.956 lbf) masing-masingnya

Kemampuan :
* Kecepatan maksimum: Mach 0,92 = 977 km/jam (607 mph) di 12.000 m (39.370 ft)
* Radius tempur: 1.000 km (620 mil)
* Jarak angkut: 1.900 km (1.180 mil)
* Batas tertinggi terbang: 16.000 m (52.000 ft)
* Kecepatan tanjak: 22 m/detik (4.330 ft/menit)
* Berat sayap: 137,7 kg/m² (28.2 lb/ft²)
* Berat dorongan: 0,26

Persenjataan :
* Senjata: kanon 2 x 30 mm MK 108
* Roket: Roket R4M
* Bom: bom berbobot 2 x 500 kg (1.100 lb)


Sumber :
www.channel.nationalgeographic.com
www.en.wikipedia.org
www.greyfalcon.us
www.ipmsstockholm.org
www.luft46.com
www.richard.ferriere.free.fr
www.ww2aircraft.net

Panzerkampfwagen VIII Maus, Prototipe Tank Nazi Terbesar Dalam Sejarah!

Memang benar-benar hebat para ilmuwan Jerman! Walaupun belum ada AutoCAD, 3DMax atau komputer, tapi mereka mampu menciptakan mesin perang yang luar biasa dengan desain yang njelimet seperti Panzerkampfwagen VIII 'Maus' ini!


Diagram dari Maus. Tampak samping, depan, belakang dan atas



Blueprint dari Panzerkampfwagen VIII Tiger III 'Maus'


Lukisan Panzerkampfwagen VIII Maus. Bandingkan besarnya dengan awak tank di sebelah!


Panzerkampfwagen VIII Maus (Sd.Kfz 205) adalah prototipe tank berat yang belum selesai dibangun selama Perang Dunia II. Desain dasar dikenal sebagai VK70001/Porsche Tipe 2005 telah diusulkan oleh Ferdinand Porsche untuk Adolf Hitler pada bulan Juni 1942, yang kemudian disetujuinya. Desain telah selesai dibuat oleh Porsche dari bulan Maret sebelumnya sebagai pemenang kontrak kerja pembuatan tank berat tersebut. Pengerjaan lanjutan desain dilakukan dengan sungguh-sungguh dan prototipe pertama telah siap pada tahun 1943, dan pada awalnya menerima nama Mammut (Mammoth). kemudia berubah ke Mäuschen (Mousie) pada bulan Desember 1942 dan akhirnya Maus (Mouse) pada Februari 1943.

Pembangunan tank super berat dimulai pada awal 1941, ketika Krupp memulai studi superheavy tank milik Uni Soviet. Pada awal 1942, Krupp menghasilkan desain Tiger-Maus (VK7001) dan VII PzKpfw Löwe (VK7201), tapi pada tanggal 5/6 Maret 1942 pengerjaannya terhenti karena pembuatan tank baru yang lebih berat dan besar ukurannya. Löwe hanya mencapai tahap prototipe tapi membuka jalan bagi pembangunan pengganti mereka. 21/22nd Maret 1942, Porsche mendapatkan kontrak baru 100-ton Panzer - VK10001 / Porsche Tipe 205. April 14/15 telah ditetapkan bahwa baru tank baru berbobot 100-ton harus mampu membawa minimal 100 butir amunisi tank! VK10001 dikembangkan oleh Profesor Ferdinand Porsche dan Dr.Müller dari Krupp pada bulan Mei 1942 atas permintaan pribadi langsung dari Adolf Hitler. Dia menuntut diciptakannya sebuah super-tank 120-ton yang "tak terhancurkan" dengan senjata berat berkinerja tinggi "pistol" L/60 atau L/72.

Tugas memproduksi bungkus, kubah dan persenjataan diberikan kepada Krupp, sementara Alkett bertanggung jawab atas perakitan. Pertamanya Hitler menuntut spesifikasi persenjataan harus terdiri dari laras meriam 150mm L/40 dan 20mm MG151/20 senapan mesin berat, sementara penggunaan 128mm L/50 berada di bawah pertimbangan. Dinyatakan bahwa prototipe harus operasional sebelum musim semi 1943. Tanggal 23 Juni 1942, Porsche menyediakan desain mereka yaitu laras 150mm L/37 dan 105mm L/70 yang dipasang di kubah VK10001 untuk meningkatkan kemampuan senjatanya. Porsche berjanji bahwa prototipe pertama akan siap pada bulan Mei 1943. Pada bulan Desember 1942, senjata baru seperti senapan 150mm, 127mm naval gun, 128mm Flak dan versi terpanjang dianggap 128mm. Juga di bulan yang sama, ditekankan kembali bahwa kendaraan pertama harus siap di musim panas 1943, diikuti oleh produksi 5 biji per bulan. VK10001 nama resmi pertama dan Porsche Tipe 205 ( "Mammoth") yang digunakan pada bulan April 1942, diikuti oleh Mäuschen (tikus) pada bulan Desember 1942 dan Maus (Tikus) di bulan Februari 1943. Pada bulan Januari 1943, Hitler memutuskan bahwa Mäuschen harus dilengkapi dengan menara-mount dengan senjata 128mm dan 75mm, sementara menara-mount dengan 150mm KWK 44 L/38 atau 170mm KWK 44 senjata itu akan didesain untuk penggunaan di masa depan. Spesifikasi untuk ruang penyimpanan amunisi tidak pernah bertemu dan menurun oleh modifikasi lebih lanjut.

Dari desain muncul rakasa seberat 188 ton. Pada tanggal 1 Mei 1943, kayu mockup dari Maus telah disampaikan kepada Adolf Hitler, yang setuju produksi dan memerintahkan seri 150 untuk diproduksi. Pada 4 November 1943, pengembangan Maus harus berhenti dan hanya satu yang harus diselesaikan untuk evaluasi. Pada bulan Oktober 1943, pesanan sebenarnya yang dibuat Hitler untuk 150 pesanan dibatalkan

Tanggal 24 Desember 1943, prototipe pertama yang tanpa turet telah selesai dikerjakan oleh Alkett dan dimasukkan ke tes ekstensif. Selama tes, Maus hampir tidak dapat bergerak karena berat badan yang sangat besar dan daya / weight ratio. Prototipe pertama V1 (Maus I) ditenagai oleh mesin Daimler-Benz MB 509 (dikembangkan dari mesin pesawat DB 603), yang direncanakan tidak dapat memberikan kecepatan 20km / h tapi hanya 13km / jam dalam kondisi ideal. masalah juga muncul dengan sistem suspensi yang harus dimodifikasi dalam rangka mengambil berat kendaraan. Masalah lain yang muncul dari beratnya, adalah bahwa tak ada jembatan bisa dilewati dengan berat seperti itu. Untuk mengatasi masalah ini Maus harus diberikan "snorkel", pengaturan yang memungkinkan untuk menyelam ke kedalaman maksimal 8 meter. Pada bulan Desember 1943, V1 ini dilengkapi dengan (Belastungsgewicht) simulasi menara (mewakili berat menara) dan sedang diuji. Cat kamuflase diaplikasikan pada Maus dan ditandai dengan bintang merah dan palu arit untuk menyamar sebagai kendaraan Rusia yang tertangkap!

Pada bulan Maret tahun 1944, kedua prototipe V2 (Maus II) yang berbeda dalam banyak rincian dari V1 diproduksi. V2 tidak memiliki Mesin, yang dipasang pada pertengahan 1944. Pada 9 April 1944, Krupp menghasilkan menara, yang pada bulan Juni 1944, disampaikan dan kemudian dipasang di V2 dan diuji. Krupp memproduksi sebuah menara 128mm dipasang dengan KWK 44 L/55 gun dengan coaxial 75mm KWK 44 L/36.5 pistol dan 7.92mm MG34, menyediakan Maus dengan senjata api yang sangat besar. Senjata utama Maus bisa menembus depan, samping dan belakang pelindung besi (pada 30 derajat dari vertikal) dari Sherman, Cromwell, Churchill, T-34/85 dan JS-2 tank di kisaran 3500 + meter! Menara/kubah termasuk tempat untuk Rangefinder (oleh Zeiss), tapi tidak sepenuhnya selesai dan beberapa komponen yang hilang dikirim kemudian. Maus rencananya pula akan dilengkapi dengan menara kedua Krupp tetapi itu tidak pernah direalisasikan dan tetap dilengkapi dengan menara simulasi. Pada tanggal 25 Juli 1944, Krupp melaporkan bahwa dua kulit pelindung akan tersedia segera dan dua lagi di kemudian hari. Tanggal 27 Juli 1944, Krupp diperintahkan untuk sisa empat pelindung. Pada tanggal 19 Agustus 1944, Krupp menginformasikan Porsche bahwa mereka menghentikan pengerjaan lebih lanjut dari Maus. Pada bulan September tahun 1944, kedua prototipe memulai tes. Prototipe Itu diinstal dengan mesin diesel Daimler-Benz 517 MB yang membuat perbedaan kecil dibandingkan dengan mesin yang digunakan sebelumnya. sistem listrik kemudi canggih digunakan untuk mengemudikan kendaraan. running gear nya dirancang oleh Skoda, terdiri dari dua truk beroda dua belas yang didukung oleh rol dengan lebar track 1100mm. Kru tank harus dilengkapi dengan oksigen yang cukup dan disediakan oleh built-on Fans / ventilator ketika semua pintu tertutup.

Dalam mengangkut Maus, dibuat kendaraan transportasi khusus yang berjalan di rel kereta berporos 14 (Verladewagon) yang diproduksi oleh Graz-Simmering-Pauker di Wina. Dari pertengahan Januari sampai awal Oktober tahun 1944, ujicoba berlangsung di lapangan Kummersdorf (dekat Berlin) dan kemudian pada lapangan uji coba Porsche di Böblingen. Tes yang memakan waktu, tertunda oleh kegagalan mesin produksi dan penundaan yang disebabkan oleh serangan bom Sekutu di pabrik-pabrik Jerman. Selama tes, diketahui bahwa bila si raksasa ini tidak berfungsi maka setiap Maus harus ditarik oleh dua tank Maus lain! Juga dilaporkan bahwa Jerman bekerja di Maus auf Flakzwilling 8.8cm, yang akan membuat kubah Maus yang dimodifikasi dengan tambahan dua menara 88mm Flak 43 dan digunakan sebagai Flakpanzer berat. Beberapa sumber menyatakan bahwa menurut Porsche, Hitler akan menggunakan Maus-Mausnya untuk menyumbat lubang di pertahanan pantai Atlantik Front Barat, di mana disana mobilitas memang terbatas dan tidak akan terlalu banyak hambatan. Versi populer menyatakan bahwa prototipe V2 diledakkan oleh personil pasukan Jerman di Kummersdorf sebelum diterjunkan dalam pertempuran, sementara beberapa sumber menyatakan bahwa sebenarnya V2 menjalani pertempuran juga ketika bertugas mempertahankan fasilitasnya di Kummersdorf. Ketika perang berakhir, hampir semua kubah V1 dan lambung ketiga ditemukan di fasilitas Krupp di Essen. Secara keseluruhan, Maus desain yang menarik tapi mempunyai nilai tempur terbatas karena mobilitas miskin dan berat yang membuatnya tidak lebih dari benteng bergerak daripada super tank. Salah satu contoh lengkap (V2 menara V1 dipasang pada lambung), diujicobakan di Kubinka di 1951/52 dan dapat dilihat hari ini di Museum Pasukan Lapis Baja di Kubinka (dekat Moskow) di Rusia.

Data Panzerkampfwagen VIII Maus :

Panjang: 10.09 m
Lebar: 3.67 m
Tinggi: 3.63 m
Berat: 188 ton
Kecepatan: 13 km/jam di jalanan biasa
Jarak tempuh: 160 km on road, 62 km off road.
Persenjataan utama: 128 mm KwK44 L/5
Senjata tambahan: co-axial 75mm KwK 44 L/36.5
7.92mm MG34
Baja (V2) Pelapis bagian bawah depan (Plat Glacis setebal 200 mm (8 in), yang dapat berputar secara vertikal sebesar 35 derajat.

Pelindung samping: 180mm (7 in)
Pelindung belakang: 160mm (6.3 in)
Turet depan: 240mm (9.5 in)
Turet samping: 200mm (8 in)
Turet atap: 60mm (2.3 in)


Tekanan tanah 140 kPa (20 psi)
Produksi: 1 buah selesai dikerjakan (V2)

1 selesai tapi dengan turet mainan (V1)
Total 9 buah dikerjakan dengan level kelengkapan yang bervariasi (di Essen dan Kummersdorf)

Tenaga penggerak: 1080 hp MB509 gasoline (V1)
1200 hp MB517 Diesel (V2)
Awak: 6 orang


Sumber :
www.kaskus.us
www.greyfalcon.us

Goliath, Robot Tertua Dalam Dunia Kemiliteran!


Tentara Jerman menyiapkan Goliath untuk sebuah misi tanggal 1 Oktober 1944 sebelum berakhirnya pemberontakan di kota Warsawa, Polandia. Para pemberontak tersebut begitu suksesnya meredam panzer-panzer Jerman yang mencoba untuk memadamkan pemberontakan, sehingga para jenderal Jerman memutuskan untuk memakai Goliath secara intensif, dan dengan hasil yang memuaskan!



Pandangan close-up dari Goliath tanpa penutup, memperlihatkan suatu mesin remote-control yang sederhana tapi efektif



Seorang tentara Jerman dari unit Pioniere sedang mempersiapkan sebuah Goliath untuk operasi pendukung serbuan ke bunker musuh



Beberapa buah Goliath yang berhasil direbut pasukan Inggris



Goliath close up



Foto lain dari Goliath. Kalau diperhatikan mirip-mirip dengan tank zaman Perang Dunia I ya?


Goliath, adalah nama robot tertua yang dipakai dalam dunia kemiliteran. Goliath sebenarnya adalah ranjau yang dapat berjalan. Robot ini diciptakan oleh Wehrmacht (angkatan bersenjata Jerman) semasa perang dunia kedua. Goliath yang memiliki nama asli SdKfz. 302 Sonderkraftfahrzeug (kendaraan untuk kebutuhan khusus) ini, diproduksi di Bremen pada tahun 1940-an. Kendaraan ini dikendalikan dengan menggunakan remote kontrol. Tugas utama Goliath adalah mengangkut bahan peledak mendekati prajurit musuh. Goliath mampu mengangkut 60 Kg bahan peledak dan mampu menghancurkan tank, gedung atau barikade pertahanan musuh.

Goliath adalah siluman yang menghantui front timur selama perang dunia kedua. Keberadaannya, menginspirasi pemerintah Uni Sovyet untuk menciptakan robot militer kedua pada masa perang dunia kedua. Robot ini disebut sebagai teletank (Tt).


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar